Show simple item record

dc.contributor.advisorAstuti, Anggia
dc.contributor.authorBarka, Divia Azham
dc.date.accessioned2018-11-30T06:35:23Z
dc.date.available2018-11-30T06:35:23Z
dc.date.issued2018-11-30
dc.identifier.nim152303101142
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88631
dc.description.abstractInsiden penyakit bronkopneumonia pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan april 2018 di Ruang Bougenville RSUD dr. Haryoto Lumajang didapatkan 136 pasien anak yang mengalami bronkopneumonia dari bulan Januari 2018 hingga awal April 2018. Pada klien dengan Bronkopneumonia sering mengalami ketidakefektifan bersihan jalan napas yang disebabkan karena banyaknya lendir di bronkus/paru. Pada bayi dan anak-anak tidak mampu mengeluarkan sekret secara mandiri jadi jika masalah bersihan jalan nafas ini tidak ditangani secara cepat maka bisa menimbulkan masalah yang lebih berat saperti pasien akan mengalami sesak yang hebat bahkan bisa menimbulkan kematian. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan Bronkopneumonia pada An.Z dan An.S dengan masalah keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Desain yang digunakan adalah laporan kasus terhadap pasien Bronkopneumonia dengan menggunakan pengumpulan data berdasarkan lembar WOD (wawancara, observasi dan dokumentasi). Partisipan terdiri dari dua klien anak yang memenuhi criteria partisipan. Intervensi pemantauan pernapasan dilakukan selama perawatan klien diruangan dengan memantau kecepatan, irama, kedalaman, adanya pergerakan dinding dada abnornmal, pola napas dan auskultasi suara napas tambahan sebagai bukti adanya akumulasi cairan atau sekret di saluran napas. Intervensi yang dilakukan untuk mempercepat perbaikan jalan napas kedua klien adalah mengatur posisi kepala klien lebih tinggi dari badan, anjuran minum air hangat ataupun pemberian ASI, pemberian terapi nebulisasi dan fisioterapi dada. Intervensi ini dilakukan tiga hari selama perawatan di ruangan. Implementasi keperawatan yang dilakukan kepada klien 1 dan 2 untuk perbaikan pernapasan adalah dengan mengatur posisi klien dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan. Hal ini berguna untuk memaksimalkan ventilasi. Kedua klien diberikan terapi nebulisasi, tujuan utama penggunaan nebulizer adalah untuk menghilangkan obstruksi sekresi dan memperbaiki hygiene bronchus. Setelah diberikan terapi nebulisasi, tindakan selanjutnya adalah dilakukannya terapi fisioterapi dada dengan teknik clapping dada menggunakan dua atau tiga jari. Tujuan dari terapi clapping ini adalah jalan nafas bersih, secara mekanik dapat melepaskan sekret yang melekat pada dinding bronkus dan mempertahankan fungsi otot-otot pernafasan. Kedua klien juga dianjurkan diberi minum air hangat atau pemberian ASI guna mengurangi kekentalan dahak melalui proses induksi yang menyebabkan arteri pada area sekitar leher vasodilatasi dan mempermudah cairan dalam pembuluh darah dapat diikat oleh sekret atau mucus. Hasil yang didapatkan setelah dilaksanakan implementasi keperawatan pada kedua klien adalah pada hari ketiga perawatan diruangan, dari 6 kriteria hasil didapatkan 4 kriteria yang dapat dikatakan mengalami pencapaian dan 2 kriteria dalam perbaikan. Klien 1 maupun klien 2 sama-sama telah mengalami pencapaian kriteria hasil yaitu tidak adanya keluhan sesak dengan dibuktikan frekuensi pernapasan dalam rentang normal, tidak ada otot bantu napas, tidak terjadi penurunan bunyi napas, dan sputum sudah dapat dikeluarkan pada klien 2 dan pada klien 1 sudah keluar namun di telan lagi. Pada klien 1 dan klien 2 juga terjadi perbaikan kondisi dari yang semula memiliki keluhan batuk grok-grok hingga sesak napas, dan adanya suara ronchi di beberapa lobus paru saat auskultasi, kini mengalami perbaikan kondisi meskipun masih adanya keluhan batuk, dan suara napas tambahan ronchi sudah berkurang di beberapa lobus paru. Dari hasil tersebut, bagi peneliti selanjutnya mengenai Bronkopneumonia dengan masalah keperawatan yang sama diharapkan untuk memperpanjang waktu penelitian guna mengevaluasi kriteria hasil yang masih belum tercapai sepenuhnya atau dikatakan masih dalam perbaikan kondisi. Bagi perawat diharapkan melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan standart asuhan keperawatan dan standart operasional sesuai kondisi pasien dengan menerapkan terapi fisioterapi dada sebagai tindakan mandiri keperawatan. Pada keluarga pasien diharapkan untuk lebih memperhatikan terkait pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dan lainnya di rumah baik saat dalam kondisi sehat maupun sakiten_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKeperawatan Bronkopneumoniaen_US
dc.subjectKeperawatan Kebersihan Jalan Napasen_US
dc.subjectlendir paru-paruen_US
dc.subjectsaluran pernapasanen_US
dc.subjectsekreten_US
dc.subjectmucusen_US
dc.subjectsesak dadaen_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Bronkopneumonia pada An.Z Dan An.S dengan Masalah Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas di Ruang Bougenville RSUD Dr.Haryoto Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record