dc.description.abstract | Gagal panen yang terjadi pada petani tembakau diakibatkan oleh adanya perubahan cuaca yang tidak menentu. Gagal panen menyebabkan petani tembakau menjadi stres akibat beban kerja meningkat serta menurunnya produktivitas tanaman tembakau. Beban kerja petani meningkat karena adanya tuntutan kerja dari bercocok tanam, memanen dan menjual hasil pertanian sehingga aktifitas fisik petani menjadi meningkat dimana dapat menyebabkan sistem kardiorespirasi bekerja lebih tinggi yang berdampak pada kenaikan tekanan darah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada kelompok petani tembakau yang mengalami gagal panen di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Teknik pengambilan sampel dengan cara cluster sampling sebanyak 98 responden di kelompok petani tembakau di Kecamatan Pakusasi. Alat pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari lembar kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) tingkat stres dan alat pengukur tekanan darah yaitu stethoscope riester dan sphygmomanometer air raksa OneMed. Analisa data penelitian ini dengan menggunakan Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur memiliki rata-rata 46 tahun dengan jenis kelamin terbanyak laki-laki (70,4 %). Tingkat pendidikan rata-rata petani tembakau adalah SD (26,9%) dengan lama bekerja petani tembakau di Kecamatan Pakusari rata-rata 22,95 tahun. Skor tingkat stres petani tembakau paling banyak adalah stres sedang (31,6%) dan kejadian hipertensi yang dialami petani tembakau menunjukkan petani mengalami prehipertensi (39,8%) pada sistol dan (42,9%) pada diastol.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa nilai p value pada tekanan darah sistolik 0,584 dan diastolik 0,905, sehingga dapat disimpukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada kelompok petani tembakau yang mengalami gagal panen di Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember. Berdasarkan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember dapat mempertahankan status kesehatan petani tembakau dan dapat bekerja sama dengan kelompok petani tembakau untuk membuat kegiatan rutin seperti sistem pendukung antar petani agar status kesehatan menjadi semakin lebih baik. | en_US |