Pengaruh Penggunaan Serbuk Buah Pare Gajih (Momordicha Charantia L) Terhadap Kematian Larva Aedes Aegypti
Abstract
Penyakit Demam Berdarah merupakan salah satu penyakit yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan oleh salah satu nyamuk Aedes aegypti yang
biasanya menghisap darah manusia. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor
penyakit yang tempat perkembangbiakannya berada di lingkungan sekitar rumah
sehingga yang menjadi target utama adalah manusia. Salah satu cara pengendalian
penyakit demam berdarah yaitu dengan upaya pemberantasan pada fase larva,
salah satunya yaitu dengan penggunaan insektisida nabati. Tanaman yang
berpotensi sebagai insektisida nabati adalah tanaman pare (Momordica charantia
L). Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa buah pare mampu
memberantas larva karena terdapat kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,
dan steroid. Kandungan kimia tersebut berfungsi sebagai racun perut, racun
pernafasan, dan racun kontak dalam mematikan larva Aedes aegypti. Oleh karena
itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan serbuk buah pare
(Momordica charantia L) terhadap kematian larva Aedes aegypti.
Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah True
Eksperimental dengan desain Posttest Only Control Design dengan tujuan
menganalisis perbedaan rata-rata kematian larva Aedes aegypti selama 24 jam.
Sampel yang digunakan sebanyak 240 ekor larva instar III. Pembuatan ekstrak
dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi Universitas Jember dan pembuatan
serbuk ekstrak dilakukan di Laboratorium Farmasetika Farmasi Universitas
Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 kali pengulangan, masing-masing menggunakan
10 ekor tiap perlakuan dengan waktu pengamatan 3 jam, 6 jam, 12 jam, dan 24
jam serta konsentrasi sebesar 1,3 g/L, 1,5 g/L, dan 1,7 g/L. Hasil penelitian dilakukan dengan uji normalitas namun hasil yang didapatkan tidak berdistribusi
normal sehingga dilakukan uji Kruskal Wallis. Berdasarkan hasil uji statistik
konsentrasi yang digunakan secara statistik terdapat perbedaan rata-rata kematian
larva yaitu pada konsentrasi 1,3 g/L (p=0,002), 1,5 g/L (p=0,000), dan 1,7 g/L
(p=0,000), sedangkan pada waktu pengamatan mulai efektif pada pengamatan 12
jam dengan signifikasi sebesar 0,001 dan 24 jam sebesar 0,001.
Pada penelitian ini, serbuk buah pare memang efektif dalam membunuh
larva Aedes aegypti. Akan tetapi masih membutuhkan waktu yang lama yaitu 24
jam. Sehingga waktu yang lama terhadap kematian larva Aedes aegypti masih
kurang efektif apabila dilakukan pada program upaya pengendalian vektor dalam
menurunkan angka kejadian demam berdarah. Hal ini masih kalah dengan
penggunaan insektisida sintetik seperti temephos yang mampu memberikan efek
kematian pada larva kurang dari 12 jam. Sehingga pada penelitian ini penggunaan
serbuk buah pare (Momordicha charantia L) masih kurang efektif.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]