Asuhan Keperawatan Post Stroke Iskemik Pada Ny. M dan Tn. S Dengan Masalah Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di UPT PSTW Jember Tahun 2018
Abstract
Stroke non hemoragik adalah infark pada otak yang biasanya timbul
setelah beraktivitas fisik atau karena psikologis disebabkan oleh trombus maupun
emboli pada pembuluh darah otak. Paralisis (kelumpuhan) merupakan salah satu
gejala klinis yang ditimbulkan oleh penyakit stroke. Paralisis inilah yang akan
menimbulkan gangguan dalam mobilisasi. Kondisi imobilisasi akan
mengakibatkan lansia mengalami komplikasi dan defisit kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari meliputi: kebutuhan mandi, berpakaian, toileting
berpindah kontinensia, dan makan. Tujuan dari laporan kasus ini adalah untuk
mengeksplorasi asuhan keperawatan storke iskemik pada lansia dengan masalah
keperawatan hambatan mobilitas fisik.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah laporan kasus. Laporan
kasus dalam karya tulis ini adalah laporan untuk mengeksplorasi asuhan
keperawatan stroke iskemik pada Ny. M dan Tn. S dengan masalah keperawatan
hambatan mobilitas fisik di UPT PSTW mulai tanggal 30 Januari 2018 sampai 4
Februari 2018.. Metode pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi,
studi dokumenasi, dan pemeriksaan fisik. Responden dalam laporan kasus ini
adalah klien yang mengalami gejala klinis stroke, tinggal di UPT PSTW Jember
dan mengalami masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik.
Diagnosa keperawatan yang diangkat dalam laporan kasus ini adalah
hambatan mobilitas fisik. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi masalah
hambatan mobilitas fisik adalah kaji kemampuan fungsional otot, mulai ROM
aktif/pasif untuk semua ekstremitas, evaluasi penggunaan dan kebutuhan terhadap
bantuan posisi, bantu pasien duduk, dan observasi sisi yang sakit dengan kriteria
hasil kontraktur otot berkurang, ankilosis sendi berkurang, atrofi otot berkurang,
klien mampu melakukan ROM aktif. Implementasi dilakukan selama tiga hari
untuk setiap pasien. Berdasarkan implementasi yang sudah dilakukan selama 3
hari pasien mampu melakukan ROM aktif secara mandiri sehingga masalah
keperawatan dapat teratasi sebagian.
Pada lansia fungsi fisiologis tubuhnya banyak mengalami penurunan,
sehingga jika lansia mengalami stroke iskemik dengan paralisis akan
mengakibatkan hambatan mobilitas fisik dan mengganggu ADL (Activity Daily
Living). Oleh karena itu sangat penting diberikan tindakan keperawatan hambatan
mobilitas fisik untuk mengurangi paralisisnya dan meningkatkan ADL (Activity
Daily Living). Diharapkan perawat dapat melakukan asuhan keperawatan stroke
iskemik pada lansia dengan hambatan mobilitas fisik dengan baik dan memotivasi
lansia untuk mengurangi ketergantungan ADL (Activity Daily Living).