Hubungan Pemberdayaan Diri Dengan Strategi Koping Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Penyakit Dalam Rs Tingkat Iii Baladhika Husada Jember
Abstract
Diabetes Melitus (DM) merupakan peningkatan kadar gula darah atau yang biasa disebut dengan hiperglikemia yang ditandai dengan tidak adanya absolut insulin atau terjadi penurunan pada insensitivitas sel terhadap insulin. Penyakit diabetes melitus selain berpengaruh terhadap kondisi fisik melainkan berdampak terhadap psikologisnya. Kondisi ini dapat menyebabkan terjadinya stres karena dianggap sebagai tuntutan yang mengharuskan penderita untuk melakukan koping. Strategi koping dapat dipengaruhi oleh pemberdayaan diri. Pemberdayaan diri yaitu perasaan individu yang dapat mengontrol atas hidupnya. Memiliki rasa kendali terhadap dirinya demi meningkatkan kesehatan mental dan fisik individu dalam menangani penyakitnya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pemberdayaan diri dengan strategi koping pada pseien diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RS tingkat III Baladhika Husada Jember.
Penelitian ini menggunakan variabel independent adalah pemberdayaan diri dengan strategi koping. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptis korelasional yang menggunakan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan consecutive sampling. Perhitungan sampel menggunakan aplikasi G*Power 3 dengan 0,30 standar effect size, 0,05 α eror probability dan 0,08 untuk power (I-β eror probability) dan didapatkan hasil 84 responden. Kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu Kuesioner DES-LF (Diabetes Empowerment Scale-Log) dan Kuesioner Cope Inventor. Analisa data menggunakan uji korelasi spearmen dengan tingkat signifikasi 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan diri terhadap penyakit DM tipe 2 memiliki nilai rerata sebesar 49,48 dengan nilai median 51 dan minimal 14 dan nilai maksimal 62. Indikator psikososial memiliki nilai rerata tertinggi yaitu sebesar 1,87, dibandingkan dengan indikator menetapkan serta
mencapai tujuan dan faktor ketidakpuasan dan kesiapan untuk berubah dengan nilai 1,73. Nilai rerata strategi koping didapatkan nilai rerata sebesar 83,82 dengan nilai median 85,50 dan nilai minimal 65 dan nilai maksimal 94. Indikator yang memiliki nilai tertinggi yaitu koping agama sebesar 3,57. Indikator dengan nilai rerata paling rendah 1,65. Hasil uji statistik menggunakan spearman rank menunjukkan tidak terdapat hubungan antara pemberdayaan diri dengan strategi koping pada pasien DM tipe 2 di RS Tingkat III Baladhika Husada Jember dengan nilai p value yaitu 0,086 dan nilai r yaitu 0,188.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan pemberdayaan diri dengan strategi koping di Poli Penyakit Dalam di RS Tingkat III Baladhika Husada jember. Kemungkinan hal ini bukan hanya pemberdayaan diri yang menjadi faktor peningkatan strategi koping namun terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi strategi koping pada pasien DM tipe 2 yaitu keyakinan atau pandangan positif, dukungan sosial. Faktor-faktor tersebut meningkatkan strategi koping pada pasien DM tipe 2.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara pemberdayaan diri dengan strategi koping pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di poli penyakit dalam RS tingkat III Baladhika Husada Jember. Meskipun tidak ada hubunganantara pemberdayaan diri dengan strategi koping pada pasien diabetes mellitus tipe 2 bukan berarti variabel tersebut tidak penting. Sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemberdayaan diri pada pasien DM dan membantu pasien DM dalam penanganan stress akibat DM
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]