dc.description.abstract | Pembelajaran model VCT-ANIL merupakan sebuah model yang memancing
dan memberi sebuah peluang siswa untuk mencari dan menganalisis isi dari sesuatu
yang tersirat dan tersurat atau dapat pula model pembelajaran VCT didefinisikan
sebagai model khusus untuk pembinaan nilai moral (afektif).
Rumusan masalah penelitian ini adalah; (1) Apakah penerapan model
pembelajaran VCT-ANIL dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri
Kejayan 01 Pujer Bondowoso pada mata pelajaran IPS?; (2) Apakah penerapan
model pembelajaran VCT-ANIL dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Kejayan 01 Pujer Bondowoso pada mata pelajaran IPS?. Adapun tujuan dari
penelitian ini, yaitu; (1) Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran VCT-ANIL
dalam meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
kelas IV SD Negeri Kejayan 01 Pujer Bondowoso; (2) Mendeskripsikan penerapan
model pembelajaran VCT-ANIL dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV SD Negeri Kejayan 01 Pujer Bondowoso.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kejayan 1 Kecamatan Pujer
Kabupaten Bondowoso pada tanggal 1 Maret 2010 sampai dengan 22 Maret 2010.
Subyek penelitian adalah siswa kelas IV, pendekatan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif, serta jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara, tes dan dokumentasi.
Penerapan model pembelajaran VCT berdampak posistif terhadap aktifitas
guru dan siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan persentase aktivitas guru
vi ii
siklus I sebesar 73% dan siklus II persentase aktivitas guru sebesar 90%. Sedangkan
persentase kativitas siswa secara keseluruhan yaitu Siklus I Pertemuan ke-1
mendengarkan penjelasan guru = 67%, memperhatikan gambar demonstrasi = 74%,
Berdiskusi = 69%, Ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan = 70%,
bertanya = 70%, presentasi = 75%. Siklus II pertemuan ke-1 mendengarkan
penjelasan guru = 76%, memperhatikan gambar demonstrasi = 81%, berdiskusi =
82%, ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan = 82%, bertanya = 78%
dan presentasi = 80%.
Berdasarkan analisis hasil Ulangan Harian I, siswa yang tuntas dalam belajar
berjumlah 22 dan yang tidak tuntas 12 siswa, sehingga ketuntasan klasikal yang
dicapai adalah 65% dan persentase siswa yang tidak tuntas sebesar 35%. Analisis
hasil Ulangan Harian II, siswa yang tuntas dalam belajar berjumlah 28 dan yang tidak
tuntas siswa, sehingga ketuntasan klasikal yang dicapai adalah 82% dan persentase
siswa yang belum tuntas 18%. Serta penelitian ini dihentikan pada saiklus II.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut; (1) bagi guru-guru, berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan dan mengalami keberhasilan, agar dapat dijadikan sebagai salah satu
solusi dalam mengatasi kesulitan pembelajaran IPS khususnya dalam
mengembangkan sikap/nilai moral, sebagai upaya dalam peningkatan hasil belajar
siswa.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember. | en_US |