Show simple item record

dc.contributor.advisorWURYANINGSIH, Emi
dc.contributor.advisorHAKAM, Mulia
dc.contributor.authorSYAHRIZAL, Rofi
dc.date.accessioned2018-11-22T02:22:33Z
dc.date.available2018-11-22T02:22:33Z
dc.date.issued2018-11-22
dc.identifier.nimNIM162310101304
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88383
dc.description.abstractHasil analisis data menunjukkan bahwa usia rata – rata responden pada penelitian ini adalah 70,3 tahun. Rata - rata lama tinggal di panti adalah 3,7 tahun. Dalam penelitian 12 orang lansia (50%) responden berjenis kelamin laki – laki dan 12 orang lansia (50%) responden berjenis kelamin perempuan. Pendidikan terakhir responden paling banyak adalah tidak sekolah sebanyak 9 orang (37,5%). Agama terbanyak adalah islam dengan 22 orang lansia (91,7%), 1 orang kristen 1 (4,2%), dan 1 orang beragama katolik (4,2%). Status perkawinan terbanyak adalah janda atau duda dengan jumlah 23 orang lansia (95,8%), 1 orang menikah (4,2%). Pekerjaan sebelum masuk panti terbanyak adalah buruh dengan jumlah 7 orang lansia (29,1%), dan petani 6 orang lansia (25%). Keluhan yang sering dirasakan lanisa terbanyak adalah nyeri persendian dengan jumlah 18 orang (75%), dan pusing 5 orang lansia (20,8%). Analisis data menunjukkan Terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata – rata tingkat stres sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi benson pada kelompok perlakuan. Rata – rata nilai tingkat stres sebelum dilakukan teknik relkasasi benson adalah 22,1 dan setelah dilakukan teknik relkasasi benson menurun menjadi 14,5 (p = 0,000). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata nilai tingkat stres lansia pada saat pengukuran awal dan pengukuran akhir pada kelompok kontrol. Rata – rata nilai tingkat stres saat pretest pada kelompok kontrol adalah 23,5 dan pada saat posttest adalah 24,5 (p = 0,076). Hasil uji beda Mann – Whitney menunjukkan terdapat perbedaan rata – rata nilai tingkat stres lansia antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p = 0,000). Hal ini menunjukan terdapat pengaruh teknik relaksasi benson terhadap tingkat stres lansia. Teknik relaksasi benson merupakan salah satu dari banyak teknik relaksasi dengan menggabungkan pernafasan dan melibatkan keyakinan yang mengakibatkan penurunan terhadap konsumsi oksigen oleh tubuh dan otot-otot tubuh menjadi rileks sehingga menimbulkan perasaan tenang dan nyaman. Relaksasi meningkatan ekspresi gen yang terkait dengan metabolisme energi, fungsi mitokondria, sekresi insulin dan perawatan telomere, dan mengurangi dari ekspresi gen terkait respons inflamasi dan proses terjadinya stres. Pada saat seseorang mengalami ketegangan, sistem yang bekerja adalah sistem saraf simpatis, sedangkan pada waktu rileks yang bekerja adalah sistem saraf parasimpatis, dengan kata lain relaksasi dapat menekan rasa tegang sehingga timbul perasaan rileks dan penghilangan. Perasaan rileks lanjutnya diteruskan menuju hipotalamus yang bertujuan menghasilkan Corticotropin Releasing Hormone (CRH) dan Corticotropin Releasing Hormone (CRH) mengaktifkan anterior pituitary untuk mensekresi enkephalin dan endorphin yang berperan sebagai neotransmiter yang mempengaruhi suasana hati menjadi rileks dan senang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh teknik relaksasi benson terhadap tingkat stres pada lansia di Di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangi. Hasil penelitian ini, diharapkan bahwa teknik relaksasi benson dapat diterapkan sebagai salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat stres pada lansia.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries162310101304;
dc.subjectTeknik Relaksasi Bensonen_US
dc.subjectStres Lansiaen_US
dc.titlePengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Tingkat Stres Lansia di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Sosial Tresna Werdha Banyuwangien_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record