Eksistensi Wanita Jawa Dalam Novel Bekisar Merah Dan Belantik Karya Ahmad Tohari Dan Pemanfaatannya Sebagai Alternatif Materi Pembelajaran Apresiasi Prosa Di SMA Kelas XII
Abstract
Eksistensi wanita Jawa adalah tindakan-tindakan nyata yang dilakukan tokoh-tokoh wanita Jawa dalam karya sastra. Ketertarikan peneliti pada dua novel tersebut terdapat pada tindakan berani yang dilakukan oleh Lasi untuk meninggalkan kedua suaminya karena harga diri Lasi sebagai wanita yang ingin menunjukkan dirinya mampu menghadapi kehidupan. Pemahaman tentang tindakan berani yang dilakukan oleh Lasi, dalam novel Bekisar Merah dan Belantik dapat diperoleh melalui penerapan teori eksistensi wanita Jawa. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimanakah bentuk eksistensi wanita Jawa yang terdapat dalam novel BM dan B karya Ahmad Tohari yang meliputi aspek dalam keluarga, masyarakat dan bidang ekonomi?; (2) Bagaimanakah pemanfaatan kajian novel Bekisar Merah dan Belantik karya Ahmad Tohari sebagai alternatif materi pembelajaran apresiasi prosa di SMA?.
Jenis dan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif-interpretatif. Data dalam penelitian ini berupa kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf yang memberikan gambaran tentang eksistensi wanita Jawa, khususnya tentang eksistensi wanita Jawa di dalam keluarga, masyarakat, serta dalam bidang ekonomi yang terdapat dalam novel BM cetakan ke-1 1993 dan B karya Ahmad Tohari cetakan ke-1 November 2001. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini terdiri atas, membaca (heuristik dan hermeneutik), interpretasi, apresiasi dan mengkritisi.
Berdasarkan hasil penelitian, Tokoh Lasi melakukan eksistensinya dalam keluarga dengan menjadi istri dan pendamping suami, sebagai istri yang mengatur anggaran belanja dengan menyesuaikan kondisi keuangan keluarga. Tindakan berani tokoh Lasi memilih jalan hidupnya sendiri sebagai bentuk harga diri wanita Jawa, dikategorikan dalam bentuk eksistensi wanita dalam keluarga. Tokoh Lasi menjadi seorang ibu ketika pernikahannya dengan Kanjat. Tindakan Lasi melakukan perannya sebagai ibu yaitu melindungi anaknya ketika Bambung meminta Lasi untuk menggurkan kandungan. Eksistensi wanita Jawa yang dilakukan tokoh Lasi dalam masyarakat dilakukan dengan cara berhubungan baik terhadap lingkungan sejauh tidak melanggar norma-norma yang ada dan membantu tetangga yang membutuhkan. Lasi tidak melakukan hal yang sama dengan Bu Lanting yaitu berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan badan prapernikahan. Tindakan Lasi tersebut merupakan bentuk eksistensi tokoh Lasi yang terdapat dalam bentuk interaksi antar manusia atau bentuk eksistensi wanita Jawa yang terdapat dalam masyarakat. Tokoh Lasi bereksistensi dalam ekonomi melalui peran sertanya dalam membantu keuangan keluarga. Pada pernikahannya dengan Darsa, Lasi membantu suaminya untuk bekerja dengan harapan meringankan beban suami. Pemanfaatan kajian ini difokuskan untuk alternatif materi pembelajaran prosa di SMA kelas XII yang berpedoman pada kurikulum 2013 revisi 2017 untuk pasangan KD 3.9 dan 4.9. materi pelajaran menganalisis isi melalui unsur ekstrinsik dan materi pembelajaran langkah-langkah menulis novel dengan memperhatikan isi dan kebahasaan.
Berdasarkan pemaparan mengenai hasil dan pembahasan tersebut, dapat disimpulakan bahwa eksistensi wanita dapat dilakukan dalam keluarga, masyarakat dan bidang ekonomi. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pembelajaran apresiasi sastra kelas XII pada kurikulum 2013 revisi 2017 untuk pasangan KD 3.9 dan 4.9. Pembahasan materi yang ditujukan yaitu menganalisis isi melalui unsur ekstrinsik dan materi pemebelajaran langkah-langkah menulis novel. Saran yang dapat berikan peneliti tujukan kepada peneliti lain, kepada guru bahasa Indonesia dan untuk sekolah.