Show simple item record

dc.contributor.advisorHASAN, M. Nur
dc.contributor.advisorADHININGSIH P.
dc.contributor.authorAFIF, Nur Safura
dc.date.accessioned2018-11-21T06:02:18Z
dc.date.available2018-11-21T06:02:18Z
dc.date.issued2018-11-21
dc.identifier.nimNIM130910101028
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/88290
dc.description.abstractAmerika Serikat dan Filipina bersepakat untuk saling melakukan kerja sama bilateral yang dimulai pada tahun 1947. Namun demikian, hubungan kerja sama yang dilakukan antara Amerika Serikat dan Filipina tidak selalu berjalan dengan lancar dan stabil. Hubungan kerja sama yang mereka lakukan pun mengalami naik dan turun. Salah satu ketegangan hubungan kerja sama yang terjalin antara Amerika serikat dengan Filipina adalah pada masa pemerintahan Barack Obama, tepatnya pada masa akhir jabatan pemerintahan Barack Obama. Berawal pada saat Presiden Rodrigo Duterte mulai menjabat di Filipina yang menjalankan kebijakan perang melawan Narkoba. Kebijakan tersebut berupa kebijakan mengenai pemberantasan Narkoba, dengan membunuh bagi siapa pun yang terlibat dalam kejahatan Narkoba, baik pengguna Narkoba maupun pengedar Narkoba yang menolak untuk ditangkap. Memburuknya hubungan kerja sama antara kedua negara ini terjadi pada saat Pemerintah Amerika Serikat menilai bahwa kebijakan perang melawan Narkoba oleh Presiden Rodrigo Duterte telah melanggar hak asasi manusia, karena telah membunuh ribuan orang, yaitu sekitar 4.100 orang tanpa melalui jalur hukum yang jelas. Namun demikian, pada saat Amerika Serikat melakukan pergantian kepresidenan, yang dimenangkan oleh Donald Trump, Amerika Serikat berkeinginan untuk tetap melanjutkan kerja sama bilateral dengan Filipina. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam meneliti faktor – faktor yang melandasi kepentingan Amerika Serikat di era pemerintahan Donald Trump untuk tetap melanjutkan kerja sama bilateral dengan Filipina adalah menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data sekunder yang diperoleh dari berbagai literatur. Untuk proses analisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif kualitatif guna menganalisis, menggambarkan dan menjelaskan faktor – faktor apa yang melandasi kepentingan Amerika Serikat di era pemerintahan Donald Trump untuk tetap melanjutkan kerja sama bilateral dengan Filipina. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, faktor – faktor yang melandasi kepentingan Amerika Serikat di era pemerintahan Donald Trump untuk tetap melanjutkan kerja sama bilateral dengan Filipina adalah karena adanya kepentingan yang sama antara Presiden Donald Trump dengan Presiden Rodrigo Duterte mengenai perang melawan Narkoba, faktor kedua adalah munculnya ancaman keamanan bersama antara Amerika Serikat dengan Filipina masa Pemerintahan Donald Trump dalam memberantas kelompok militan ISIS, dan faktor ketiga adalah fakta yang terjadi pada Amerika Serikat terhadap Filipina untuk mengimbangi pengaruh China dalam sengketa Laut China Selatan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries130910101028;
dc.subjectAMERIKA SERIKAT DAN FILIPINAen_US
dc.subjectDONALD TRUMPen_US
dc.titleHubungan Amerika Serikat Dan Filipina Di Era Pemerintahan Donald Trumpen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record