Penggunaan Metode Zonasi Pada Pekerjaan Pemasangan Bekisting Kolom Dengan Sistem Knock Down (Studi Kasus: Proyek Tower Caspian Grand Sungkono Lagoon)
Abstract
Dalam pekerjaan proyek konstruksi banyak bahan bangunan yang menggunakan material beton dalam pelaksanaannya, terutama sejak 10 - 20 tahun terakhir ini beton semakin banyak digunakan. Untuk mendapatkan bentuk beton yang direncanakan maupun untuk pengerasannya, dibutuhkan suatu bekisting atau cetakan sementara. Perkembangan tuntutan akan pekerjaan bekisting untuk pekerjaan struktur beton, telah memicu berkembangnya berbagai sistem dan metode bekisting dengan penggunaan berbagai jenis material dan alat.
Proyek pembangungan Apartement Grand Sungkono Lagoon dikerjakan oleh kontraktor PT. Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk adalah komplek apartement dengan 2 (dua) tower. Tower pertama adalah Tower Venetian sedangkan yang kedua adalah Tower Caspian. untuk Tower Venetian proses pekerjaan sudah mencapai proses finishing. sedangkan untuk Tower Caspian masih masuk tahap konstruksi. Tower Caspian ini terdiri dari 48 lantai, 5 lantai basement dan memiliki bentuk struktur yang tipikal setiap lantai. Pemilihan sistem dan metode yang digunakan akan mempengaruhi biaya karena terlalu banyak material bekisting yang digunkan dan waktu pelaksanaan pekerjaan pemasangan bekisting. Salah satu alternatif untuk pekerjaan pemasangan bekisting adalah metode zonasi dengan sistem konock down. Bekisting sistem knock down ini memiliki masa pakai yang berulang namun untuk biaya lebih mahal.
Pada proyek akhir ini dilakukan perhitungan kembali dengan membagi ruang lingkup pekerjaan lebih luas/sempit, yaitu dari 2 zona yang telah ada (2A dan 2B) menjadi 3 zona pekerjaan baru yang didasarkan pada volume pekerjaan
bekisting kolom. Setelah dilakukan perhitungan maka diketahui kebutuhan material dan waktu pekerjaan bekisting kolom. Pembagian 1 zona pekerjaan jumlah material besi hollow = 3038,4 m, plat besi strip = 1080 m, multiplek = 261 lembar, plat besi = 595,368 m2, tie rod = 495 buah, tie nut = 990 buah, baut = 1500 buah, dan push pull prop = 680 buah dengan durasi pekerjaan selama 24 hari. Pembagian 2 zona pekerjaan jumlah material besi hollow = 1526,4 m, plat besi strip = 547,2 m, multiplek = 132 lembar, plat besi = 299,736 m2, tie rod = 250 buah, tie nut = 500 buah, baut = 760 buah, dan push pull prop = 344 buah dengan durasi pekerjaan selama 48 hari. Pembagian 3 zona pekerjaan jumlah material besi hollow = 1267,2 m, plat besi strip = 633,6 m, multiplek = 132 lembar, plat besi = 265,464 m2, tie rod = 220 buah, tie nut = 440 buah, baut = 880 buah, dan push pull prop = 352 buah dengan durasi pekerjaan selama 76 hari. Dari pembagian ketiga ruang lingkup pekerjaan dapat dibandingkan metode mana yang membutuhkan material sedikit dan waktu pekerjaan yang tercepat.
Collections
- DP-Civil Engineering [111]