dc.description.abstract | Indonesia sebagai negara yang berkembang mengalami pembangunan
infrastruktur yang terus berjalan. Sebuah konstruksi dapat merusak lingkungan jika
tidak dikelola dengan baik, karena berpotensi menimbulkan limbah. Model
Assessment Green Construction (MAGC) merupakan sistem penilaian yang
dikembangkan oleh Ervianto untuk menilai proses konstruksi hijau atau ramah
lingkungan. Penelitian ini mengidentifikasi hal-hal yang telah di implementasi pada
tahap konstruksi oleh kontraktor dengan menggunakan model assessment green
construction.
Konstruksi hijau dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang terjadi sejak
awal perencanaan, hingga dekonstruksi. Metode yang digunakan pada artikel ini
adalah diskusi langsung dan observasi dilapangan. Penelitian ini menggunakan 6
aspek, 16 faktor, dan 142 indikator penilaian green construction yang didapat melalui
model assessment green construction. Metode pengolahan data dengan Analytical
Hierarchy Process (AHP) yang diolah melalui software Expert Choice 11.
Berdasarkan pengolahan data melalui software Expert Choice 11 didapat hasil
pembobotan Aspek sebesar 0,387 dan bobot faktor sebesar 0,9. Nilai tersebut
digunakan sebagai perhitungan model assessment green construction. Nilai green
construction yang didapat dari rata-rata penilaian 5 responden yaitu sebesar 22,24
dari NGCIdeal sebesar 25,43. Faktor yang memiliki persentase ketidakcapaian paling
tinggi yaitu: (a) Kualitas Udara Tahap Konstruksi sebesar 49,98%, kendalanya
kurang adanya persyaratan kualitas udara yang terdapat dalam dokumen lelang/
kontrak, (b) Pemilihan dan Operasional Peralatan Konstruksi sebesar 40%,
kendalanya sulit didapatkan sumber energi alternatif untuk peralatan konsruksi, serta
kurangnya kesadaran pekerja konstruksi mengenai green consruction, (c) Manajemen
Limbah Konstruksi sebesar 41,667%, kendalanya berupa kurangnya teknologi
mengenai green construction untuk mengolah limbah konstruksi. | en_US |