dc.description.abstract | Stres merupakan reaksi seseorang pada tuntutan lingkungan sekitar. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai tekanan (pressure) pada seseorang (Saam, 2013). Stres dapat terjadipada setiap individu termasuk mahasiswi yang tinggal di pondok pesantren. Faktor yang dapat mempengaruhi stres mahasiswa yaitu faktor internal seperti kondisi fisik, motivasi, serta tipe kepribadian dan faktor eksternal seperti tugas kuliah, beban pelajaran, tuntutan orang tua, serta penyesuaian pada lingkungan (Heiman dan Kariv, 2005 dalam Sutjiato, 2015). Adanya beberapa faktor tersebut dapat menimbulkan masalah kesehatan jiwa pada mahasiswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif dari penelitian ini adalah deskriptif survey. Variabel dalam penelitian ini adalah masalah kesehatan jiwa mahasiswi. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 281 santri dengan jumlah sampel sebanyak 165. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Instrumen menggunakan Self Reporting Questionaire yang terdiri dari 20 pertanyaan. Instrumen ini hanya menggunakan jawabaan ya atau tidak. Sampel dikatakan mengalami masalah kesehatan jiwa jika menjawab “ya” sebanyak 6 pertanyaan atau lebih.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi yang tinggal di Pondok Pesantren Al Husna hampir setengah mengalami masalah kesehatan jiwa yaitu sebanyak 77 responden (46,7%) dan sebagian besar tidak mengalami masalah kesehatan jiwa yaitu sebanyak 88 responden (53,3%). Masalah kesehatan jiwa tertinggi yang dialami mahasiswi pondok pesantren Al Husan adalah pada gejala penurunan energi yaitu medah lelah; pada gejala cemas yaitu merasa tegang, cemas, atau khawatir; pada gejala kognitif yaitu sulit untuk berpikir jernih; pada
gejala somatik yaitu mengalami rasa tidak enak diperut; dan pada gejala depresi yaitu kehilangan minat pada berbagai hal. Gambaran kesehatan jiwa mahasiswi berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswi yang tinggal di pondok pesantren tidak mengalami masalah kesehatan jiwa. Hal ini dikarenakan adanya terapi zikir yang rutin dilakukan oleh mahasiswi sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh sari (2015) yaitu frekuensi zikir yang baik mampu memberikan ketenangan pada jiwa. Namun hampir setengah mahasiswi mengalami masalah kesehatan jiwa. Adanya beberapa masalah kesehatan jiwa yang dialami oleh mahasiswi yang tinggal di pondok pesantren maka peran pos kesehatan pesantren (Poskestren) sangat dibutuhkan. | en_US |