dc.description.abstract | Pembelajaran sejarah memiliki tujuan penting yang harus dicapai, diantaranya ialah : (1) materi pelajaran sejarah harus dapat mengembangkan integritas dan jati diri dari peserta didik; (2) pelajaran sejarah mampu menumbuhkan sikap positif dan daya inovatif; (3) pembelajaran harus dilaksanakan secara terencana sehingga rasa kompetitif dapat muncul di dalam kelas; (4) pembelajar sejarah perlu membuat peserta didik dapat mengembangkan motivasi belajarnya; dan (5) pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik harus berorientasi pada tujuan melalui kinerja pendidik yang baik. Melihat hal tersebut, maka kondisi ideal dalam pembelajaran sejarah diantaranya ialah dilakukan secara interaktif, inspiratif, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif, serta kreativitas, sesuai dengan bakat, dan minat peserta didik. Fakta di sekolah, berdasarkan hasil penelitian pra-siklus kondisi yang ada di kelas X IPS 2 MAN 1 Jember adalah sebagai berikut: (1) selalu ingin tahu = 59,13%; (2) kemampuan mencari jawaban = 44,44%; (3) kemampuan menemukan gagasan baru = 44,44%; (4) kemampuan bertanya = 56,27%; dan ketuntasan hasil belajar peserta didik pada ulangan harian = 45,16%. Kondisi yang ada dikelas tersebut didasarkan pada indikator kreativitas yang yang ada serta ketuntasan hasil belajar yang tergolong rendah. Berdasarkan kajian teori para ahli permassalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan penilaian kinerja (Performance Assessment). | en_US |