dc.description.abstract | Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi penduduk
Indonesia sebagai sumber protein nabati, bahan baku industri pakan ternak, dan bahan
baku industri pangan. Hal tersebut menyebabkan permintaan kedelai terus meningkat
jauh melampaui produksi dalam negeri. Padahal Indonesia termasuk salah satu negara
penghasil kedelai dan juga memiliki areal penanaman yang cukup luas.
Ketergantungan pada impor kedelai tidak memperlihatkan tanda-tanda penurunan
sedangkan produksi kedelai dalam negeri terus menurun.
Peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan dengan pemupukan dan
pengendalian hama kedelai. Serangga hama yang paling banyak menyerang tanaman
kedelai adalah ulat grayak (Spodoptera litura F.). Serangan hama ulat grayak
(Spodoptera litura) terhadap tanaman kedelai (Glycine max) mengakibatkan
penurunan produksi kedelai. Kehilangan hasil akibat serangan hama tersebut dapat
mencapai 80%, bahkan puso jika tidak dikendalikan.
Aspek biologis ulat grayak yang selama ini kurang mendapat perhatian adalah
inang ulat grayak yaitu daun sebagai tempat hidup larva sekaligus sebagai peletakan
telur hidup dan sumber makanan bagi larva ulat grayak. Perbedaan jenis pupuk yang
digunakan tentunya akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang berbeda dan
menghasilkan nutrisi yang berbeda pula, sehingga diasumsikan masing-masing jenis
pupuk yang digunakan akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap
kelangsungan hidup S. litura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan jenis pupuk NPK, kompos dan Petroganik terhadap pertumbuhan tanaman
kedelai (Glycine max) varietas Baluran dan survivorship serta pertumbuhan berat larva Spodoptera litura F yang dapat digunakan sebagai informasi untuk tindakan
preventif untuk memutus daur hidupnya dari segi nutrisi tanaman.
Penelitian ini dilakukan di Greenhouse Dinas Pertanian Jember bulan Agustus
sampai Oktober 2010 dengan mengunakan rancangan acak lengkap mengunakan 10
macam perlakuan yaitu pupuk NPK 0,3 g, pupuk NPK 0,6 g, pupuk NPK 0,9 g,
pupuk kompos 0,38 g, pupuk kompos 0,75 g, pupuk kompos 1,13 g, pupuk
Petroganik 0,75 g, pupuk Petroganik 1,5 g, pupuk Petroganik 2,25 g dan 1 kontrol
dengan 3 kali pengulangan dan tiap pengulangan diisi dengan 10 buah tanaman
kedelai. Untuk mengetahui ada tidaknya pegaruh perbedaan perlakuan data dianalisis
dengan analisis varian (ANOVA) dengan bantuan software SPPS Ver.11,5.
Pengaruh jenis pupuk terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (Glycine max)
varietas Baluran diperoleh dari pengukuran tinggi dan penghitungan luas daun pada
masing-masing tanaman. Pengukuran tinggi tanaman yang dilakukan dapat diperoleh
data pertumbuhan tanaman dengan menggunakan data selisih dari 1 MST sampai 4
MST dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah pupuk Petroganik (0,75 g)
37,90 ± 3,00 cm; pupuk kompos (0,75 g) 36,57 ± 6,25 cm; pupuk NPK (0,9 g) 34,57
± 3,16 cm; pupuk kompos (1,13 g) 33,83 ± 11,04 cm; pupuk NPK (0,9 g) 33,77 ±
1,82 cm; pupuk Petroganik (1,5 g) 32,87 ± 1,03 cm; pupuk kompos (0,38 g) 32,33 ±
3,49 cm; pupuk NPK (0,6 g) 31,40 ± 2,86 cm; pupuk Petroganik (2,25 g) 30,80 ±
5,94 cm. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis pupuk NPK, kompos dan
Petroganik berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai
yaitu p = 0,69. Sedangkan dari pengukuran luas daun tanaman yang dilakukan dapat
diperoleh data pertumbuhan tanaman dengan menggunakan data selisih dari 1 MST
sampai 4 MST dari yang tertinggi sampai yang terendah adalah pupuk Petroganik
(0,75 g) 6,52 ± 2,20 cm²; pupuk NPK (0,9 g) 6,46 ± 1,91 cm²; pupuk NPK (0,3 g)
4,88 ± 0,51 cm²; pupuk kompos (1,13 g) 4,86 ± 2,78 cm²; pupuk NPK (0,6 g) 4,69 ±
3,29 cm²; pupuk kompos (0,38 g) 4,13 ± 2,21 cm²; pupuk kompos (0,75 g) 3,92 ±
2,36 cm²; pupuk Petroganik (2,25 g) 3,74 ± 0,61 cm²; pupuk Petroganik (1,5 g) 2,40 ±
0,50 cm²;. Hasil uji ANOVA menunjukkan perbedaan jenis pupuk NPK, kompos dan Petroganik berpengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan tanaman kedelai
yaitu p = 0,08.
Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap survivorship dengan variabel
pengiring tinggi tanaman, hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat pengaruh tidak
signifikan yaitu p = 0,77. Begitu juga dari data luas daun terdapat pengaruh tidak
signifikan yaitu p = 0,10. Adapun rata-rata survivorship larva S. litura berturut-turut
dari perlakuan pupuk NPK, Kompos dan Petroganik adalah 5,03%, 2,78% dan
23,35%. Pengaruh jenis dan dosis pupuk terhadap pertumbuhan berat larva S. litura
dengan variabel pengiring tinggi tanaman, hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat
pengaruh tidak signifikan yaitu p = 0,93. Begitu juga dari data luas daun terdapat
pengaruh tidak signifikan yaitu p = 0,47. Adapun rata-rata pertumbuhan berat larva S.
litura berturut-turut dari perlakuan pupuk NPK, Kompos dan Petroganik adalah 0,30
g, 0,28 g dan 0,40 g.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pupuk Petroganik paling efektif dalam
meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai. Hal itu dapat dilihat dari besarnya
rerata tinggi dan luas daun tanaman tanaman kedelai dibandingkan dosis dan jenis
pupuk lainnya. Pupuk Petroganik juga menghasilkan survivorship dan pertumbuhan
berat larva S. litura tertinggi dibandingkan jenis pupuk yang lain. | en_US |