HUBUNGAN MOTIVASI PERAWAT DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD BLAMBANGAN BANYUWANGI
Abstract
Keperawatanmerupakansalahsatuprofesi
yangberperanpentingdalammenjagacitradanmutupelayanankesehatan di
rumahsakit. Profesiperawatmerupakanprofesidengansumberdayamanusia yang
mempunyaikuantitasbesardalampelayanankesehatan, yaitu 40%
daritenagakesehatan di rumahsakit (Depkes RI,
2002).Profesiperawatmengerjakanhampir 90%
pelayanankesehatanrumahsakitdenganasuhankeperawatannyadansangatberpengar
uhpada
outcomepasien (Thompson, et al., 2007 dalamSigit,
2009).Mengingathaltersebut,
makakinerjaperawatdiharapkandapatmeningkatkankualitaspelayanankeperawatan
danpelayananrumahsakitsecarakeseluruhan.
Faktor-faktor yang mempengaruhipencapaiankinerjaadalahkemampuan
(
ability)danmotivasi (Keith Davis dalam Mangkunegara (2010); Simamora, 2010).
Motivasimerupakanenergi yang
mendorongseseoranguntukbangkitmenjalankantugaspekerjaanmencapaitujuan
yang telahditetapkan(Suyanto, 2009). Tugasperawat di rumahsakit antara
lainadalahmendokumentasikanasuhankeperawatan yang telahdilakukannya
(Zaidin,2001).Dokumentasi yang
baikmencerminkantidakhanyakualitasperawatantetapijugamembuktikanpertanggu
nggugatansetiapanggotatimperawatandalammemberikanperawatan (Potter dan
Perry, 2005).
Penelitianinibertujuanmenganalisishubunganantaramotivasiperawatdenganki
nerjaperawatdalampendokumentasianasuhankeperawatan di ruangrawatinap
RSUD BlambanganBanyuwangi.Desainpenelitian yang
digunakanadalahkorelasidenganpendekatansecara
cross sectional. Teknik
sampling yang digunakanadalah sampling jenuh, dengan jumlah sampel 55
responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik nonparametrik
Chisquare.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaresponden yang memiliki motivasi
sedang (61,8%), dan motivasi tinggi (38,2%). Berdasarkan data tersebut,
terlihatbahwa sebagian besar perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD
Blambangan mempunyai motivasi dalam kategori sedang.Hal ini disebabkan
adanya beberapa faktor yang masih kurang derajat kesesuaianya, antara lain faktor
keterbatasan jumlah tenaga perawat yang menyebabkan beban kerja perawat
tinggi dan mempengaruhi sikap perawat terhadap pekerjaannya. Fenomena ini
sesuai dengan pendapat Siagian (2004) bahwa bila seorang pekerja mendapatkan
pekerjaan yang berat dan sukar untuk diselesaikan dapat menyebabkan frustasi.
Bila hal tersebut berlangsung dalam jangka waktu lama akan berpengaruh
terhadap kepuasan pekerja dan menurunkan motivasi kerjanya.
Hasildaripenilaiankinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan
keperawatan adalahresponden yang berkinerja baik (81,8%), berkinerja cukup
(18,2%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut sebagian besar perawat pelaksana
mempunyai kinerja dalam kategori baik dalam melakukan pendokumentasian
asuhan keperawatan. Hal ini dapat disebabkan karena
perawatmenyadaribahwadokumentasi proses
keperawatansangatpentingsebagai
responsibilitas(tanggungjawab)
dan
akuntantibilitas (tanggunggugat) bagiperawat.SesuaidenganpendapatIsmani
(2001)
bahwasalahsatukewajibanperawatadalahmembuatdokumentasiasuhankeperawatan
secaraakuratdanberkesinambungan.Kewajibanmerupakantanggungjawabseseorang
yang harusdilakukan agar dapatdipertanggungjawabkansesuaidenganhaknya.
Sebagian besar perawat memiliki motivasi sedang dan kinerja perawat
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan dalam kategori baik. Secara
statistik ada hubungan yang bermakna antara motivasi perawat dengan kinerja
perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Hal ini di dukung dengan
adanya kesadaran perawat akan pentingnya pendokumentasian asuhan
keperawatan, meskipun terdapat keterbatasan jumlah ketenagaan.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]