Show simple item record

dc.contributor.advisorAbidin, Zainal
dc.contributor.authorMaulidiyah, Aqilah
dc.date.accessioned2018-11-13T01:34:04Z
dc.date.available2018-11-13T01:34:04Z
dc.date.issued2018-11-13
dc.identifier.nim152303101078
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87930
dc.description.abstractKecelakaan lalu lintas dan kejadian alam dapat menyebabkan terjadinya fraktur terutama fraktur kruris. Fraktur kruris merupakan istilah terputusnya hubungan tulang tibia dan tulang fibula. Tindakan yang tepat dilakukan pada pasien fraktur kruris adalah tindakan pembedahan. Pembedahan akan menyebabkan nyeri pada luka insisi dan merangsang mediator kimia yang dapat meningkatkan sensitifitas reseptor nyeri dan menyebabkan rasa nyeri sehingga dapat timbul masalah keperawatan berupa nyeri akut. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan pada Ny. S dan Ny. E post op fraktur kruris dengan masalah keperawatan nyeri akut. Metode yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini menggunakan laporan kasus. Pengumpulan data dilakukan terhadap dua klien yang mengalami post op fraktur kruris dengan memenuhi kriteria partisipan, dengan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan kepada partisipan yang mengalami nyeri akut yang ditunjang dengan keperawatan mandiri yaitu terapi nafas dalam yang dikombinasi dengan tindakan kompres dingin di sekitar luka. Intervensi ini dilakukan 2-3 kali perhari selama 3 hari. Dari data yang didapatkan pada pengkajian, kedua klien mengalami keluhan nyeri akibat post operasi (ORIF) dengan skala 6. Pada klien 1 mengeluh nyeri pada kedua kaki bagian bawah yang telah dioperasi, sedangkan pada klien 2 mengeluh nyeri pada kaki kirinya yang telah dioperasi. Masalah yang muncul pada kedua klien yaitu nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik (prosedur bedah). Adapun tindakan yang dilakukan untuk menangani masalah keperawatan tersebut adalah dengan melakukan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin, dimana hasil yang didapatkan yaitu nyeri pada kedua klien berkurang pada hari ketiga, pada klien 1, dari skala 6 menjadi skala 5 sedangkan pada klien 2, dari skala 6 menjadi skala 4 sehingga penulis menyimpulkan bahwa tujuan tercapai sebagian. Dari hasil tersebut, diharapkan penulis selanjutnya mampu meningkatkan frekuensi tindakan relaksasi nafas dalam dengan disertai pendampingan oleh perawat saat tindakan. Bagi perawat diharapkan mampu memberikan proses asuhan keperawatan yang tepat seperti melakukan relaksasi, nafas dalam, dan kompres dingin. Bagi keluarga klien diharapkan keluarga mampu membantu beberapa atau semua aktivitas yang dibutuhkan oleh klien, keluarga juga harus mengetahui cara latihan teknik relaksasi nafas dalam, sehingga keluarga dapat membantu menerapkan dan memantau klien dalam melakukan teknik relaksasi nafas dalam baik di rumah sakit maupun di rumah.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectKeperawatan Nyeri Akuten_US
dc.titleAsuhan Keperawatan Pada Ny. S Dan Ny. E Post Op Fraktur Kruris Dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut Di Ruang Kenanga Rsud Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018en_US
dc.typeDiploma Reporten_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record