dc.description.abstract | Homoseksual adalah suatu kelompok atau sub masyarakat yang paling
tersembunyi (hidden) sehingga sulit sekali untuk diidentifikasi. Sekitar 3% pria
yang aktif berhubungan seksual, di antaranya adalah mereka yang berhubungan
intim dengan sejenis yang dikenal dengan istilah Laki-Laki Suka Seks dengan
Laki-Laki (LSL). Pembentukan kepribadian seorang homoseksual merupakan
proses yang cukup panjang, dimulai dari masa kanak-kanak hingga menginjak
masa remaja yang tidak lepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan
bergaul tidak lepas dari konteks kultural yaitu penanaman nilai agama dan tradisi
budaya yang dianut oleh sebuah keluarga, serta pengaruh paparan pornografi yang
sangat mudah diakses oleh anak-anak dan remaja.
LSL merupakan faktor resiko HIV tertinggi dengan persentase 28%, diikuti
dengan hubungan seks beresiko pada heteroseksual dengan persentase 24%. Pada
kejadian kasus penyakit AIDS, LSL merupakan faktor resiko tertinggi nomor dua
(23%) setelah hubungan seks beresiko pada heteroseksual (67%). LSL menjadi
terminologi yang populer dalam kontek HIV dan AIDS, karena menggambarkan
perilaku yang menempatkan mereka dalam resiko terinfeksi. Peningkatan
prevalensi HIV pada LSL menjadi peringatan yang perlu mendapatkan perhatian
khusus. Saat ini HIV memiliki jumlah kematian yang tinggi yang dapat
mengancam hidup penderita HIV. Tidak hanya dari virus sendiri, namun Infeksi
Oportunistik (IO) dan komplikasinya juga dapat menyebabkan kematian.
Tuberculosis (TBC) merupakan salah satu infeksi oportunistik yang sering
dijumpai pada Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Indonesia. Infeksi HIV
memudahkan terjadinya infeksi Mycobacterium tuberculosis. Seseorang dengan perilaku seksual yang beresiko lebih rentan terkena HIV dan infeksi yang
menyertai penyakit tersebut. | en_US |