Show simple item record

dc.contributor.advisorHIDAYAH, Entin
dc.contributor.advisorWAHYUNI, Sri
dc.contributor.authorPRATIWI, Dyah Nurani
dc.date.accessioned2018-11-09T09:34:22Z
dc.date.available2018-11-09T09:34:22Z
dc.date.issued2018-11-09
dc.identifier.nimNIM111910301100
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87837
dc.description.abstractBeberapa Kabupaten di Jawa Timur yang rawan terhadap bencana adalah Kabupaten Lumajang dan Probolinggo. Ditinjau dari karakteristik geologi, topografi, jenis tanah dan pola pemanfaatan lahan, wilayah Kabupaten Lumajang dan Probolinggo termasuk sebagai kawasan rawan terhadap terjadinya bencana alam, khususnya banjir dan longsor. Bencana banjir di Kabupaten Lumajang dan Probolinggo terjadi hampir setiap tahun. Bencana Banjir terbesar terjadi pada tahun 2011 untuk Kabupaten Lumajang, dan tahun 2012 untuk Kabupaten Probolinggo. Berbagai cara struktural untuk mengantisipasi banjir dapat diperoleh dengan menentukan debit banjir rencana sebagai dasar penentuan desain struktur hidrolik. Prediksi banjir tersebut memerlukan data curah hujan yang mencakup seluruh wilayah Menurut RNSI (2012) untuk kondisi wilayah dimana data meteorologi sangat kurang atau perlu perkiraan hijan maksimum secara cepat dapat dibantu dengan perkiraan PMP. Berdasarkan data yang diperoleh dari dinas pengairan Kabupaten Lumajang dan Probolinggo dapat digunakan dalam penelitian 56 stasiun yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang dan Probolinggo. 56 stasiun hujan ini mewakili beberapa DAS tersebut diambil data curah hujan harian maksimum tahunan untuk periode 1 hari, 1-2 hari, 2-3 hari untuk setiap stasiun. Curah hujan harian maksimum tahunan dengan beberapa periode waktu kemudian dilakukan uji pemeriksaan curah hujan harian maksimum tahunan kurang dari 20 mm. Hasil dari uji pemeriksaan curah hujan harian maksimum tahunan ini di dapat stasiun yang lolos berjumlah 32 stasiun untuk Kabupaten Lumajang dan 32 stasiun untuk Kabupaten Probolinggo. Analisa yang digunakan untuk menguji PMP adalah metode Hersfield. Perkiraan keseluruhan nilai PMP ditemukan berkisar antara 311,60 – 1.614,42 mm untuk periode 1 hari, 508,09 – 1.750,17 mm untuk periode waktu 2 hari dan dan 510,24 – 1.790,00 mm untuk periode 3 hari. Sedangkan besarnya nilai curah hujan rancangan dengan durasi waktu 1,2, dan 3 hari dalam kala ulang 20 tahun, nilai curah hujan paling tinggi antara 221,37 mm - 366,66 mm untuk kabupaten Lumajang, dan 135,76 mm – 210,49 mm untuk Kabupaten Probolinggo. Untuk kala ulang 50 tahun di kabupaten Lumajang adalah 318,40 mm – 416,26 mm dan di Kabupaten Probolinggo adalah 177,32 mm – 324,65 mm. Untuk kala ulang 100 tahun di kabupaten lumajang adalah 170,93 mm – 464,67 mm dan di Kabupaten Probolinggo antara 187,51 mm – 402,68 mm, sedangkan untuk kala ulang 200 tahun, di Kabupaten Lumajang berkisar antara 151,38 mm – 695,05 mm, dan di Kabupaten Probolinggo berkisar antara 196,27 mm – 499,85 mm. Secara umum sebaran nilai curah hujan rancangan di Kabupaten Lumajang dan Probolinggo untuk durasi waktu 1,2 dan 3 hari menunjukkan pola sebaran hujan yang tidak merata dan relatif terpusat atau mengelompok pada nilai intensitas curah hujan yang tinggi. Intensitas curah hujannya mengalami kenaikan. Dilihat masing – masing kala ulang rata – rata nilai curah hujannya naik secara signifikan. Dan hasil analisi spasial menunjukkan pusat wilayah hujan dengan intensitas tertinggi dominan terjadi pada daerah yang topografinya berupa pegunungan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries111910301100;
dc.subjectHujan Maksimumen_US
dc.subjectBerbagai Periode Ulangen_US
dc.titlePemetaan Curah Hujan Maksimum Untuk Berbagai Periode Ulang Di Kabupaten Lumajang Dan Probolinggoen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record