ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR KRURIS PADA KELUARGA Tn. S DAN Tn. B DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUNIR KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2018
Abstract
Fraktur kruris atau tibia-fibula adalah terputusnya hubungan tulang fibia dan fibula. Secara klinis bisa berupa fraktur terbuka bila disertai kerusakan pada jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan pembuluh darah) sehingga memungkinkan terjadinya hubungan antara fragmen tulang yang patah dengan udara luar dan fraktur tertutup. Fraktur disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstremitas.
Metode yang digunakan pada penyusunan tugas akhir ini adalah metode laporan kasus. Tujuan laporan kasus ini adalah untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan fraktur kruris pada keluarga Tn. S dan Tn. B dengan masalah keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di Wilayah Kerja Puskesmas Kunir Lumajang Tahun 2018. Pengumpulan data dilakukan terhadap dua keluarga yang salah satu anggota keluarganya mengalami Fraktur kruris yang memenuhi kriteria partisipan, dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah ROM, latihan berjalan, dan terapi berjemur.
Hasil yang didapatkan penulis setelah melakukan intervensi tersebut adalah kluarga dapat merawat anggota keluarganya yang mengalami fraktur kruris pada kunjungan ke 3, untuk klien pertama dan klien kedua. Ini terjadi karena tingkat keparahan penyakit yang dialami klien pertama lebih besar dari pada klien kedua. Namun terlepas dari itu tindakan ROM, latihan berjalan, dan terapi berjemur telah menunjukkan pengaruh yang baik terhadap pola aktivitas rentang gerak klien dan keluarga dapat merawat anggota keluarganya yang sakit.
Diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengidentifikasi dengan baik dan cermat masalah fraktur kruris pada keluarga dengan masalah keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik, sehingga dapat pengaplikasikan asuhan keperawatan keluarga secara maksimal serta keluarga dapat secara maksimal memberikan perawatan mandiri pada pasien. Sehingga dapat dijadikan sebagai data dasar atau referensi untuk perbaikan penelitian di masa yang akan datang. Klien dan keluarga dapat mengetahui dan menerapkan tindakan perawatan dirumah pada klien yang mengalami fraktur. Baik perawatan ROM, latihan berjalan, nutrisi untuk mempercepat kesembuhan tulang. Perlu dukungan serta motivasi dari keluarga agar klien dapat melakukan kegiatan secara mandiri.