dc.description.abstract | Pelayanan kesehatan merupakan produk yang dihasilkan produsen dalam
bentuk barang atau jasa, pelaksanaannya harus menyeluruh tanpa memandang
status dan kedudukan bagi seluruh masyarakat Indonesia tidak terkecuali bagi
narapidana yang mengalami hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas)
dengan cara penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pemerintah pada
Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lapas memiliki
berbagai permasalahan, salah satunya yaitu jumlah penyakit yang rentan tinggi
diakibatkan kondisi Lapas yang kurang layak. Tingginya kejadian penyakit di
Lapas selain disebabkan karena kondisi Lapas yang kelebihan kapasitas juga
disebabkan karena pelayanan kesehatan yang diberikan belum maksimal dengan
penyediaan obat dan sarana prasarana yang terbatas. Penelitian ini dilakukan
untuk menggambarkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan penyakit scabies
berdasarkan persepsi individu pada status kebutuhan pelayanan, kebutuhan relatif,
jenis pelayanan, dan pelayanan terkordinasi dimana berdasarkan observasi awal
yang dilakukan pada 3 Lapas yang bertempat di Lumajang, Banyuwangi, dan
Jember didapatkan hasil bahwa Lapas Kelas IIA Jember mengalami peningkatan
pada jumlah penyakit tahun 2016 ke 2017 dengan jumlah rata-rata kejadian dari
241 ke 424 sampai akhir bulan September 2017. Penyakit scabies menjadi
penyakit tertingi di Lapas Jember mulai tahun 2015 sampai 2018 dengan jumlah
penderita sebanyak 227 orang tahun 2015, 64 orang tahun 2016, 197 orang tahun
2017, dan 236 orang tahun 2018 sampai Mei 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Berdasarkan waktu
penelitian, penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan
untuk menggambarkan kebutuhan (need) terhadap pelayanan kesehatan pada
penderita penyakit scabies di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA
Jember. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,
dan study dokumentasi dengan analisis data secara deskriptif. Variabel yang
diteliti dalam penelitian ini adalah kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan
berdasarkan persepsi individu yang terdiri dari status kebutuhan pelayanan,
kebutuhan relatif, jenis pelayanan, dang pelayanan terkordinasi.
Hasil dari penelitian kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan penyakit
scabies berdasarkan persepsi individu di Lembaga Pemasyarakat Kelas IIA
Jember tergolong tinggi dengan persentase 83,6% yang dilihat berdasarkan
komponen penyusunnya yaitu status kebutuhan pelayanan dengan mayoritas
butuh dengan persentase 80,6% dilihat dari penyebab sampai dampak yang
dirasakan. Berdasarkan kebutuhan relatif Sebagian besar responden membutuhkan
kebutuhan relatif berupa penyuluhan langsung dan tidak langsung, konseling, dan perawatan dengan persentase 79,1%. Berdasarkan jenis pelayanan, jenis
pelayanan kesehatan terkait penyakit scabies tidak sesuai harapan dengan
persentase 53,7% karena sebagian responden tidak pernah mendapatkan konseling
mengenai penanganan penyakit scabies, minimnya penyuluhan langsung terkait
pencegahan penyakit scabies, belum pernah diberikan penyuluhan tidak langsung
melalui media perantara baik cetak maupun elektronik, dan pengobatan yang
diberikan kadang tidak efektif. Berdasarkan pelayanan terkordinasi yang
dilakukan di poliklinik Lapas Jember sudah sesuai harapan dengan persentase
74,6% karena saat melakukan pelayanan tenaga kesehatan bersikap tanggap,
ramah, tanggap, dan dengan perhatian.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jember harus meningkatkan upaya promotif dan
preventif terkait pencegahan penyakit scabies, melakukan kerjasama dengan
instansi kesehatan atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan konsentrasi
promotor kesehatan untuk melakukan upaya promotif dan preventif, menyediakan
layanan konseling untuk penanganan penyakit scabies, mengadakan penyuluhan
dengan metode tidak langsung melalui media cetak maupun elektronik dalam
menyampaikan pesan. Media cetak seperti poster, spanduk, leaflet, dan stiker
lebih disarankan untuk digunakan karena relatif lebih murah, dan
memperhitungkan kebutuhan obat bagi penderita scabies dengan menggunakan
metode konsumsi atau metode morbiditas sehingga jumlahnya sesuai dengan
banyaknya orang yang membutuhkan. Saran yang diberikan bagi peneliti
selanjutnya adalah melakukan penelitian selanjutnya mengenai Analisa
Kebutuhan Obat untuk penderita penyakit scabies di poliklinik Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Jember serta mengenai peramalan dan strategi
pengendalian kejadian penyakit scabies di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA
Jember jika penyakit scabies tetap menempati penyakit urutan pertama sampai
tahun 2018. | en_US |