dc.description.abstract | Fraktur Femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha, Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia dan jika tidak ditangani dengan serius, kecelakaan lalu lintas akan selalu meningkat. Salah satu akibat dari kecelakaan lalu lintas yang paling sering adalah fraktur femur, kondisi fraktur femur secara klinis bisa berupa fraktur femur terbuka yang di sertai adanya kerusakan jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan pembuluh darah) dan fraktur femur tertutup yang dapat di sebabkan oleh trauma langsung pada paha. Fraktur sering terjadi pada penderita yang mengalami kecelakaan lalu lintas. Sebagaimana diketahui, masyarakat modern menjadikan alat transportasi sebagai kebutuhan primer. Di Indonesia, mobilitas yang tinggi dan faktor kelalaian manusia menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Akibat dari kecelakaan tersebut seseorang akan mengalami kecacatan fisik yang akan berakibat terhambatnya mobilitas. Pada tahun 2011-2012 yang terdapat 5,6 juta penduduk dunia meninggal dan 1,3 juta orang menderita fraktur akibat kecelakaan lalu lintas. Penyebab terbanyak fraktur adalah kecelakaan, baik itu kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas dan sebagainya . Metode penanganan fraktur ada 2 macam, yaitu metode konservatif dan metode operatif dengan pemasangan internal fiksasi. Dalam pemulihan post operasi untuk mencegah komplikasi lebih lanjut penting untuk melakukan mobilisasi. Melakukan Range Of Motion (ROM) sedini mungkin dapat mencegah berbagai komplikasi seperti nyeri karena tekanan.
Desain yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah laporan kasus yang bertujuan untuk mengeksplorasi asuhan keperawatan post operasi fraktur femur pada Tn.M dan Sdr.M dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di Ruang Kenanga RSUD Dr. Haryoto Lumajang Tahun 2018 dengan Menggunakan 2 partisipan. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan asuhan keperawatan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil laporan kasus asuhan keperawatan post operasi fraktur femur dengan masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik di Ruang Kenanga RSUD Dr. Haryoto Lumajang saat pengkajian di peroleh data pada kedua klien berumur 55 tahun dan 17 tahun, mengalami keterbatasan dalam melakukan pergerakan, kesulitan membolak balik posisi tubuh, mengalami gangguan tidur, tidak bisa bergerak dan beraktifitas secara bebas, dengan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik di dukung batasan karakteristik kesulitan membolak balik posisi tubuh, keterbatasan rentang gerak, ketidaknyamanan. Menunjukan perbaikan pada hari ke 3 dengan melakukan beberapa implementasi yang salah satunya dilakukan dengan melatih ROM aktif maupun ROM pasif. Hasil yang didapatkan pada hari ketiga perawatan, kebutuhan mobilitas klien sudah terpenuhi, kedua klien sudah mengalami peningkatan kekuatan otot.
Dari hasil laporan kasus diharapkan klien dapat menerapkan latihan ROM aktif maupun ROM pasif selama dirumah. Perawat dapat menerapkan dan memastikan bahwa latihan ROM dapat dilakukan oleh klien dengan post operasi fraktur femur. Bagi peneliti lebih lanjut diharapkan lebih mendalami ilmu tentang post operasi fraktur femur sehingga masalah-masalah yang terjadi pada klien post operasi fraktur femur dapat teratasi sepenuhnya. | en_US |