Analisis Pengaruh Jasa Pelayanan JKN Terhadap Kinerja Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kalisat, Puskesmas Jelbuk, dan Puskesmas Andongsari Kabupaten Jember
Abstract
Puskesmas merupakan layanan fasilitas tingkat pertama milik pemerintah. Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Jember data hasil Penilaian Kinerja Puskesmas Program Pengobatan yang mencakup variabel Pengobatan, Penanganan kasus IGD, dan Pemeriksaan Laboratorium pada Tahun 2016 menunjukkan hasil masih dibawah 80% yaitu Kurang. Terdapat 45 Puskesmas yang mendapat kriteria capaian program “kurang” dari 50 Puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Jember. Keluhan yang terjadi dimasyarakat, yaitu prosedur BPJS lebih rumit mulai dari administrasi BPJS yang berjenjang, validasi data kepesertaan yang memerlukan waktu dianggap berbelit-belit dan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan kurang baik dan tidak memuaskan sehingga pasien enggan untuk kembali lagi ke puskesmas. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh jasa pelayanan JKN terhadap kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas.
Penelitian ini menggunakan pendekatan observasional analitik dengan jenis penelitian kuantitatif. Sampel penelitian adalah 36 tenaga kesehatan di Puskesmas Kalisat, 32 tenaga kesehatan di Puskesmas Jelbuk, dan 32 tenaga kesehatan di Puskesmas Andongsari dengan tekhnik Purposive Sampling dan Proportionate Stratified Random Sampling. Metode analisis data menggunakan analisis bivariat uji spearmen dan analisis multivariat smartPLS (partial least square).
Hasil penelitian dengan mengunakan uji spearmen yaitu ada hubungan jasa pelayanan jasa pelayanan JKN terhadap kinerja. Uji smartPLS memberikan hasil pada outer model yaitu nilai loading indikator kuantitas 0.204 dan nilai loading kualitas -0.249. Indikator kuantitas dan kualitas akan dikeluarkan dari model karena tidak memiliki loading > 0.5. Pengujian hipotesis mendapatkan hasil ada pengaruh jasa pelayanan JKN terhadap kinerja di Puskesmas Kalisat, Jelbuk, dan Andongsari. Kinerja dipengaruhi jasa pelayanan sebesar 26.8% sedangkan 73.2% dijelaskan oleh variabel lain diluar yang diteliti.
Indikator kuantitas dan kualitas akan dikeluarkan dari model karena tidak memiliki nilai loading > 0.5. Kurangnya tenaga kesehatan yang mengakibatkan rangkapnya tanggung jawab yang diemban tenaga kesehatan berdampak pada kuantitas tidak valid atau banyaknya capaian kerja yang tidak sesuai target yang telah ditentukan. Ketersediaan fasilitas yang tidak memadai pada Puskesmas berdampak pada kualitas layanan yang dihasilkan oleh tenaga kesehatan.
Puskesmas Kalisat memberikan jasa pelayanan dengan rata – rata lebih tinggi daripada Puskesmas Jelbuk dan Andongsari. Hasil kinerja berdasarkan penelitian ini mempunyai nilai korelasi sedang 0.546. Nilai korelasi sedang dikarenakan berdasarkan data cakupan wilayah Kalisat terdiri dari 12 Desa, sedangkan rasio perawat dan bidan di Kalisat tidak memenuhi target Renstra Kabupaten Jember. Pemerintah dalam hal ini perlu pengkajian tenaga kesehatan di Puskesmas Kalisat, misalnya evaluasi kinerja tenaga kerja dan penambahan tenaga kesehatan di Puskesmas Kalisat.
Puskesmas dengan korelasi paling tinggi adalah Puskesmas Jelbuk dengan nilai korelasi 0.610. Puksesmas Jelbuk mempunyai jumlah dokter yang lebih banyak daripada Puskesmas Kalisat dan Puskesmas Andongsari yaitu 4 orang. Fasilitas yang dimiliki Puskesmas Jelbuk lebih lengkap dan menunjang kinerja dari tenaga kesehatannya. Puskesmas Jelbuk mempunyai letak yang lebih strategis, mempunyai bangunan dengan 2 lantai dengan kondisi kerja lebih nyaman, luas dan tertata. Puskesmas Jelbuk mempunyai simpus (Sistem Informasi Manajemen Puskesmas). Keterangan Kepala Puskesmas, didapatkan hasil tenaga kesehatan di puskesmas Jelbuk lebih kritis dalam penyampaian laporan di Dinas Kesehatan. Berdasarkan data tenaga kesehatan 2016, Puskesmas Jelbuk mempunyai 47 tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan terdiri dari dokter 4 orang, perawat 11 orang, bidan 20 orang, gizi 1 orang, dan staff lain 11.Puskesmas Andongsari mendapatkan rata – rata jasa pelayanan senilai >500.000-1.000.000. Jasa pelayanan yang diterima berpengaruh terhadap kinerja dan mendapatkan nilai korelasi yang sedang artinya jasa yang diterima tidak terlalu banyak tapi kinerjanya bernilai sedang. Cakupan wilayah kerja Puskesmas Andongsari adalah Desa Andongsari dan Pontang. Karakteristik perekonomian penduduknya yaitu 8.592 penduduk miskin atau 30% dari jumlah penduduk 28.964. Jumlah anggota keluarga PBI (Penerima Bantuan Iuran) adalah 4.690 atau 16% dari jumlah penduduk, (Profil Puskesmas Andongsari, 2016). Tingkat ekonomi penduduk berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat. Semakin tinggi tingkat ekonomi penduduk maka pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan masyarakat semakin meningkat.
Saran bagi Puskesmas melakukan evaluasi kinerja tenaga kesehatan, kekurangan serta kelebihan dari Puskesmas Kalisat, Jelbuk, dan Andongsari. Puskesmas melakukan upaya – upaya peningkatan kinerja tenaga kesehatan demi terwujudnya kualitas kinerja yang berdampak pada layanan kesehatan. Upaya yang dilakukan dengan cara melakukan pelatihan untuk kompetensi tenaga kesehatan, penambahan tenaga kesehatan, pengaturan ulang job discription, dan penambahan fasilitas kesehatan. Saran bagi Pemerintah dapat melakukan evaluasi penilaian kinerja yang digunakan saat ini yaitu SKP, dan evaluasi kebijakan terkait dana kapitasi yang diterima oleh Puskesmas.
Collections
- MT-Sciences of Health [112]