Hubungan Dukungan Keluarga Dan Tingkat Keputusasaan Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pasien Tuberkulosis Paru Fase Lanjutan Di Kecamatan Umbulsari Jember
Abstract
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit kronik menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium tuberculosis (Setiati dkk, 2014). Bakteri ini dapat
menyerang berbagai organ tubuh, namun 80% bakteri ini menyerang organ paru
(Alwi dkk, 2014). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), terdapat
10,4 juta penduduk dunia menderita TB pada tahun 2015 dan diperkirakan
jumlahnya terus bertambah hingga kini (WHO, 2017). Indonesia sendiri
menduduki peringkat kedua setelah India dengan penderita TB terbesar di dunia
(WHO, 2017).
Tingginya angka kejadian TB paru di dunia sering terjadi karena kepatuhan
pasien dalam pengobatan yang rendah (Stapledon dan Viney, 2010). Padahal,
kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi OAT merupakan salah satu indikator
penting dalam keberhasilan pengobatan TB paru. Mengingat kepatuhan minum
obat pada penderita TB paru merupakan suatu hal yang sangat penting, maka
dukungan keluarga sangat diperlukan, salah satunya untuk menghindarkan
penderita dari keputusasaan selama menjalani pengobatan. Rasa putus asa itu
dapat hadir akibat lamanya proses pengobatan yang harus dijalani penderita TB
paru hingga ia merasa tidak sembuh-sembuh atau bahkan tidak akan sembuh
(Ardi, 2011). Dalam hal ini, dukungan keluarga dapat menekan tingkat
keputusasaan pasien dan menumbuhkan motivasi untuk menjalani pengobatannya
secara teratur hingga tuntas (Farmani, 2015). Oleh karena itu, tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dan tingkat keputusasaan
terhadap kepatuhan minum obat pasien TB paru fase lanjutan, khususnya di
Kecamatan Umbulsari Jember yang memiliki angka kejadian TB tertinggi di
Kabupaten Jember per periode Januari – Juni 2017.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini diambil berdasarkan
kriteria inklusi: (1) Pasien dengan diagnosis TB paru BTA positif usia ≥ 17 tahun
yang tengah menjalani pengobatan TB fase lanjutan minimal 21 hari sesuai data
rekam medik Puskesmas Umbulsari dan Puskesmas Paleran, (2) Pasien bersedia
menjadi subjek penelitian, dan (3) Pasien dengan keadaan compos mentis (sadar
penuh) serta kriteria eksklusi: (1) Pasien TB ekstraparu, (2) Pasien TB paru
dengan HIV, dan (3) Pasien MDR-TB. Teknik pengambilan sampel pada
penelitian ini adalah total sampling dan dilakukan pada bulan November -
Desember 2017. Analisis data menggunakan uji Lambda dan uji Spearman
dengan nilai signifikansi p<0,05. Software yang digunakan dalam pengolahan
data adalah SPSS Statistics versi 16.0. Pada penelitian ini jumlah sampel yang didapatkan adalah 21 orang. 76,2%
dari total sampel memiliki keluarga yang supportif, 57,1% dari total sampel
memiliki tingkat keputusasaan yang normal, dan 61,9% dari total sampel
memiliki kepatuhan minum obat yang tinggi. Setelah dianalisis, hubungan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat dan hubungan antara tingkat
keputusasaan dengan kepatuhan minum obat, didapatkan nilai signifikansi
berturut-turut adalah p = 0,653 dan p = 0,107. Hal ini menandakan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan
minum obat serta juga tidak ditemui adanya hubungan yang signifikan antara
tingkat keputusasaan dengan kepatuhan minum obat pada pasien TB paru fase
lanjutan di Kecamatan Umbulsari Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]