Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dan Ny.E Post Operasi Fraktur Cruris Dengan Diagnosa Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik di Ruang Kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang Tahun 2017
Abstract
Post operasi fraktur cruris adalah masa setelah dilakukan pembedahan pada tulang tibia dan fibula (cruris) yang dimulai saat klien dipindahkan ke ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi selanjutnya. Problematik yang sering muncul pada klien post operasi fraktur cruris salah satunya akan mengalami penurunan pada tingkat aktivitas dan kekuatan otot, sehingga dapat menurunkan rentang gerak sendi yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami hambatan dalam melakukan mobilitas fisik pada setiap aktivitasnya. Dengan melakukan latihan rentang gerak secara aktif maupun pasif diharapkandapat meningkatkan kekuatan otot klien post operasi fraktur cruris. Meningkatnya mobilitas fisik klien sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi seperti terjadinya kontraktur sendi. Studi kasus ini menggunakan metode kualitatif laporan kasus terhadap 2 klien post operasi fraktur cruris dengan diagnosa keperawatan hambatan mobilitas fisik. Studi kasus yang dilakukan menggunakan metode wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi terhadap klien post operasi fraktur cruris. Hasil studi kasus yang dilakukan di ruang kenanga RSUD dr. Haryoto Lumajang menunjukkan selama 3 hari berturut-turut kedua klien mampu melakukan mobilisasi secara bertahap serta tidak mengalami komplikasi kontraktur sendi. Pemberian mobilisasi secara bertahap salah satuny dengan latihan rentang gerak sendi aktif maupun pasif dapat meningkatkan mobilitas fisik sehingga tidak terjadi komplikasi kontraktur sendi.