Pengaruh Pemberian Sari Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Gambaran Histopatologi Hati Mencit Yang Diinduksi Parasetamol
Abstract
Hati adalah salah satu organ terpenting dan merupakan organ metabolik
terbesar di dalam tubuh. Fungsi hati dapat terganggu dan mengalami kerusakan.
Terdapat lebih dari 900 jenis obat, toksin dan herbal telah tercatat dapat
mengakibatkan kerusakan pada hati. Salah satu obat yang dapat menginduksi
kerusakan hati adalah parasetamol. Hepatotoksisitas dapat disebabkan oleh
metabolit toksik dari parasetamol yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI).
Pada kondisi overdosis, metabolit akan bereaksi dengan sulfhidril dari protein hati
yang dapat menyebabkan kerusakan. Kerusakan hati dapat dicegah dengan agen
hepatoprotektif herbal. Salah satu jenis tanaman yang terbukti memiliki aktivitas
antioksidan dan digunakan sebagai agen hepatoprotektif adalah pepaya.
Kandungan vitamin dan flavonoid pada buah pepaya berguna untuk
aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan akan mencegah atau memperlambat
terjadinya kerusakan oksidatif dalam tubuh, sehingga ketidakseimbangan jumlah
radikal bebas dengan antioksidan tubuh akibat overdosis parasetamol dapat
dihindari. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pemberian sari buah pepaya terhadap gambaran histopatologi hati
mencit yang diinduksi parasetamol.
Jenis penelitian ini adalah true experimental laboratories dengan
rancangan penelitian Post Test Only Control Group Desain. Sampel yang
digunakan adalah mencit sebanyak 25 ekor mencit jantan yang kemudian dibagi
menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kelompok normal, kontrol negatif, sari buah
pepaya dosis 200 mg/kgBB, 400 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB. Perlakuan
dilakukan selama 7 hari dan pada hari ke-7 seluruh hewan uji diinduksi
parasetamol kecuali kelompok normal. Pada hari ke-8, seluruh mencit
dikorbankan untuk diambil organ hatinya dan dilakukan pengamatan histopatologi
hati hewan uji.
Berdasarkan hasil analisis Kruskal-Wallis, nilai kerusakan histopatologi
hati mencit yang dihitung menggunakan model Scoring Histopathology Manja
Roenigk, terdapat perbedaan yang signifikan antar semua kelompok perlakuan
dengan nilai p=0,001. Dilanjutkan dengan analisis Post Hoc menggunakan uji
Mann-Whitney, yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara kelompok
kontrol negatif dengan kelompok normal dan perlakuan dosis 600 mg/kgBB
(p<0,05), namun kelompok kontrol negatif tidak berbeda signifikan dengen
kelompok perlakuan dosis 200 mg/kgBB dan dosis 400 mg/kgBB (p>0,05). Hal
ini menunjukkan bahwa pemberian sari buah pepaya dosis 600 mg/kgBB dapat
mencegah terjadinya keruskan hatidan mempertahankan keadaan hati normal pada
mencit yang diinduksi parasetamol.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]