Optimasi Natrium Karboksi Metil Selulosa Dan Polivinil Pirolidon Dalam Sediaan Buccal Film Natrium Diklofenak
Abstract
Natrium diklofenak merupakan obat golongan Non Steroidal Anti
Inflammatory Disease (NSAID) yang memiliki aktivitas sebagai analgesik dan
anti infamasi. Natrium diklofenak digunakan untuk mengobati nyeri dan radang
pada penyakit Rheumatoid Arthritis (RA), Osteoarthritis (OA), dan penyakit
peradangan sendi lainnya (Lacy et al., 2009). Natrium diklofenak dapat
berakumulasi dengan baik pada cairan sinovial dan memiliki efek terapeutik di
cairan sinovial lebih lama dibandingkan dengan waktu paruh plasma
(Waranugraha et al., 2010). Natrium diklofenak pada pemberian oral mengalami
first pass metabolism di hati yang menyebabkan bioavailabilitasnya menjadi
rendah yaitu hanya sekitar 50% obat yang masuk ke sistemik serta memiliki
waktu paruh pendek yaitu 1-2 jam. (Sweetman, 2009). Salah satu cara mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan memformulasikan Natrium Diklofenak
dalam bentuk sediaan buccal film.
Penghantaran melalui buccal merupakan pemberian obat melalui membran
mukosa pada lapisan pipi atau mukosa buccal (Yehia et al., 2009). Secara umum,
keuntungan dari pemberian obat melalui buccal antara lain memperpanjang waktu
tinggal obat pada tempat absorpsi sehingga absorpsi obat akan meningkat,
meningkatkan bioavailabilitas obat karena tidak melalui first pass metabolism,
absorpsi cepat karena suplai darah sangat banyak dan aliran darah baik, serta
meningkatkan kepatuhan pasien (Shaurabh et al., 2011). Selain itu, natrium
diklofenak diberikan melalui buccal dengan tujuan untuk menghindari kontak
langsung dengan mukosa lambung sehingga akan mengurangi terjadinya ulserasi
gastrointestinal (Abha et al., 2011).
Faktor yang mempengaruhi efektivitas dari sediaan film yaitu kekuatan
mukoadhesif, waktu tinggal, dan persen pelepasan obat. Ketiga faktor tersebut dipengaruhi oleh penggunaan polimer. Polimer yang digunakan dalam penelitian
ini adalah CMC Na dan PVP. CMC Na merupakan polimer mukoadhesif yang
memiliki kemampuan mukoadhesif serta swelling yang tinggi. Sedangkan PVP
merupakan polimer mukoadhesif pembentuk film yang juga memiliki kemampuan
swelling yang baik dan dapat meningkatkan sifat mukoadhesif sediaan buccal film
(Morales dan McConville, 2011).
Pada penelitian ini dilakukan optimasi CMC Na dan PVP dalam sediaan
buccal film natrium diklofenak dan kemudian dilakukan uji evaluasi sediaan yang
meliputi uji organoleptis, keseragaman bobot, ketebalan film, ketahanan lipat, pH,
penetapan kadar natrium diklofenak, swelling index, kekuatan mukoadhesif,
waktu tinggal, dan persen pelepasan.
Hasil pengujian kekuatan mukoadhesif menunjukkan nilai kekuatan
Fab>Fa>Fb>F1 dengan nilai kekuatan mukoadhesif berturut-turut yaitu 93,5
gram; 62,67 gram; 22,23 gram; dan 18,3 gram. Hasil uji waktu tinggal sediaan
menunjukkan bahwa Fab>Fa>Fb>F1 dengan nilai waktu tinggal berturut-turut
yaitu 372 menit; 335 menit; 234 menit; dan 200 menit. Hasil persen pelepasan
obat menunjukkan bahwa Fab>Fa>Fb>F1 dengan nilai persen pelepasan berturutturut
yaitu 94,491%; 88,232%; 80,650%; dan 76,021%. Hasil dari ketiga respon
kemudian dianalisis dengan menggunakan software design expert trial versi
10.0.6. Terdapat 4 solusi dengan formula optimum terpilih adalah formula ab
dengan jumlah polimer CMC Na 45 mg dan PVP 10 mg yang menghasilkan
respon kekuatan mukoadhesif 93,5 gram, waktu tinggal 372 menit, dan persen
pelepasan 94,491%.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]