dc.description.abstract | Bahan Tambahan Pangan (BTP) atau zat aditif seringkali ditambahkan
kedalam beberapa bahan makanan vital, salah satunya pada bahan makanan pokok
beras. Zat aditif yang biasanya ditambahkan pada beras adalah zat pemutih berupa
senyawa klorin, dan paling sering digunakan adalah Sodium hipoklorit (NaOCl).
Senyawa ini dapat larut dan terbawa dalam air ketika beras tersebut dicuci,
sehingga menimbulkan potensi bahaya bagi pencemaran ekosistem air. Klorin
yang masih tertinggal dalam beras juga dapat berbahaya bagi kesehatan manusia
ketika dikonsumsi. Maka sangat diperlukan upaya deteksi analisis klorin dalam
pemutih beras guna meningkatkan ketahanan pangan nasional di Indonesia, salah
satunya dengan mengembangkan metode Square Wave Voltammetry untuk
analisis klorin.
Penelitian ini melakukan tiga optimasi parameter dari teknik Square Wave
Voltammetry, yaitu konsentrasi larutan elektrolit, pH, dan sampling time. Teknik
Square Wave Voltammetry yang telah dioptimasi parameternya ini diaplikasikan
dalam analisis klorin bebas dalam beras berpemutih. Variasi konsentrasi larutan
elektrolit yang diterapkan yakni (0,05; 0,10; 0,15; 0,20; 0,25) M. Variasi pH yang
diterapkan yaitu pada pH basa, meliputi (7, 8, 9, 10, 11, dan 12). Variasi sampling
time yang diterapkan adalah (5, 10, 15, dan 20) milisekon. Karakterisasi metode
kerja teknik Square Wave Voltammetry yang dilakukan meliputi linieritas, presisi,
dan limit deteksi.
Hasil optimum ditunjukkan berdasarkan pada kenaikan puncak arus yang
signifikan dan bentuk puncak voltamogram yang tegas dan jelas. Konsentrasi
larutan elektrolit yang optimum adalah pada konsentrasi 0,15 M, karena
menghasilkan kenaikan puncak arus yang signifikan. Puncak arus yang
kenaikannya siginifikan menunjukkan jumlah analit OCl- meningkat pesat pada
kondisi konsentrasi 0,15 M. Hasil pH optimum diperoleh pada pH 9, karena menghasilkan kenaikan puncak arus yang signifikan dan puncak voltamogram
yang dihasilkan jelas. Nilai pH mempengaruhi pembentukkan puncak arus karena
pengkondisian pH ini berkaitan dengan kesetimbangan reaksi yang terjadi pada
analit OCl- dalam larutan. Nilai pH yang semakin basa menyebabkan peningkatan
disosiasi senyawa NaOCl menjadi OCl- semakin banyak, sehingga menyebabkan
jumlah OCl- yang teroksidasi semakin meningkat. Hasil sampling time optimum
diperoleh pada kondisi 10 milisekon, karena menghasilkan kenaikan puncak arus
yang signifikan dan puncak voltamogram yang dihasilkan tegas dan jelas.
Pengkondisian sampling time mempengaruhi kecepatan penyapuan arus dan
pembentukan puncak voltamogram yang dihasilkan. Nilai sampling time yang
makin besar menunjukkan waktu penyapuan arus yang semakin lama. Waktu
sampling time yang terlalu lama menyebabkan puncak voltamogram bisa menjadi
landai, sedangkan jika sampling time yang terlalu singkat juga menyebabkan
pergeseran puncak dan menghasilkan puncak arus yang kecil.
Hasil karakterirasi metode kerja teknik Square Wave Voltammetry ini
menunjukkan linieritas yang baik yaitu 0,9885, sehingga metode ini dapat
diterima. Limit deteksi ion hipoklorit (OCl-) yaitu 9,563 ppm. Nilai koefisien
variasi yaitu 4,09%, sehingga metode ini memiliki tingkat presisi (ketelitian) yang
cukup baik. Teknik Square Wave Voltammetry yang telah dioptimasi ini dapat
digunakan untuk analisis klorin bebas dalam sampel beras berpemutih.
Konsentrasi OCl- yang terdapat pada beras berpemutih yang terdeteksi
menggunakan teknik Square Wave Voltemmetry ini sebesar 30,125 ppm dan hasil
puncak potensial spesifik untuk analit OCl- adalah +1,173 V. | en_US |