HUBUNGAN PENGELOLAAN DIABETES MANDIRI DENGAN KEMAMPUAN DETEKSI DINI HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER
Abstract
Diabetes melitus adalah sekelompok kelainan heterogen ditandai dengan hiperglikemia atau kenaikan kadar glukosa dalam darah. Jumlah penyakit diabetes melitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pengelolaan diabetes mandiri bertujuan untuk membuat keputusan mengelola diri setiap hari dan mempersiapkan pasien diabetes untuk merubah perilaku untuk hasil yang lebih baik. Bila penyakit diabetes tidak ditangani dengan baik bisa mengarah ke komplikasi. Komplikasi akut paling banyak yaitu hipoglikemia. Pencegahan hipoglikemia lebih baik daripada mengobatinya. Pasien diabetes perlu mengetahui tanda, gejala dan pengobatan hipoglikemia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengelolaan diabetes mandiri dengan kemampuan deteksi dini hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Kabupaten Jember.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain deksriptif korelatif dan metode cross sectional. Teknik pengambilan data menggunakan simple random sampling dengan lottery technique. Sampel penelitian sebanyak 78 orang. Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner DMSQ (diabetes self management questionaire) dan KAP untuk mengukur kemampuan deteksi dini hipoglikemia. Pegelolaan diabetes mandiri dikategorikan menjadi baik, cukup, kurang sedangkan kemampuan deteksi dini hipoglikemia dikategorikan mampu dan tidak mampu. Uji statistik menggunakan Spearmen-rank dengan tingkat signifikan 0,05.
Hasil penelitian didapatkan pengelolaan diabetes mandiri cukup (85,9%) dan kemampuan deteksi dini mampu (92,3%). Hasil analisa data menggunakan uji statistik spearmen rank didapatkan bahwa nilai p lebih besar dari signifikan (0,532
> 0,05) sehingga tidak ada hubungan antara pengelolaan diabetes mandiri dengan kemampuan deteksi dini hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja Puseksmas Sumbersari.
Pengelolaan diabetes mandiri tidak hanya dipengaruhi dari beberapa faktor yang berhubungan dengan kemampuan deteksi dini seperti usia, lama menderita, tingkat pendidikan, dan konsumsi obat. Kepemilikan alat pengukur gula, pengalaman hipoglikemia, aktivitas fisik dan peran tenaga kesehatan juga dapat mempengaruhi seseorang untuk mengelola diabetes dengan baik sehingga penelitian saat ini tidak ditemukan hubungan signifikan. Penelitian selanjutnya diperlukan mengkaji lebih dalam aktivitas pengelolaan diabetes mandiri dan kemampuan deteksi dini untuk mengidentifikasi peran tenaga kesehatan pada pemberian informasi kesehatan tambahan dan bagaimana peran keluarga untuk mendukung pengelolaan diabetes mandiri.
Collections
- UT-Faculty of Nursing [1529]