Show simple item record

dc.contributor.advisorLestari, Sri
dc.contributor.advisorProbosari, Niken
dc.contributor.authorANSYAH, Yuniko Dimas Ardi
dc.date.accessioned2018-08-21T04:08:24Z
dc.date.available2018-08-21T04:08:24Z
dc.date.issued2018-08-21
dc.identifier.nim141610101068
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/87138
dc.description.abstractPulpa gigi merupakan bagian dari struktur gigi berupa jaringan lunak yang kaya akan pembuluh darah, terletak dalam suatu ruangan yang dikelilingi oleh struktur jaringan keras gigi seperti dentin, sementum dan enamel. Pulpa gigi berfungsi dalam proses dentinogenesis, imunologis, nutrisi dan proprioreseptor. Pulpa gigi yang terkena iritan akan membentuk suatu barrier berupa jaringan yang termineralisasi, yang disebut dentin tersier (Fuks, 2008). Proses pembentukan dentin tersier bersifat reaksioner dan reparatif. Dentin reaksioner diproduksi oleh sel odontoblast yang masih dapat bertahan hidup dari iritan, sedangkan dentin reparatif dibentuk oleh odontoblast-like cell hasil diferensiasi sel mesenkim dental papilla sebagai respon untuk menggantikan sel odontoblast yang mati akibat iritan pada pulpa. Pembentukan odontoblast-like cell dapat dirangsang dengan mengaplikasikan bahan perangsang yang diletakkan di atas sisa lapisan dentin maupun di atas pulpa yang terbuka sebagai bahan regenerasi dentin yang dapat mengadsorbsi growth factors, terutama Transforming Growth Factor-β1 (TGF-β1) yang ada di pulpa untuk menstimulasi terbentuknya odontoblast-like cell (Murray et al., 2002). Penggunaan gel bioactive glass nano silica pada penelitian ini sebagai bahan perangsang pembentukan odontoblast-like cell. Bahan gel bioactive glass nano silica dapat berikatan dengan cairan tubuh membentuk lapisan hydroxycarbonate apatite (HCA). Lapisan ini akan mengadsorbsi faktor pertumbuhan Transforming Growth Factor-β1 (TGF-β1) yang berperan dalam proses proliferasi dan diferensisasi sel mesenkim dental papilla menjadi odontoblast-like cell. Sampel pada penelitian ini adalah 16 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 4 kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 4 ekor tikus. Kelompok kontrol pertama (C14), gigi molar pertama atas tikus dipreparasi dengan bur bulat pada bagian oklusal dengan kedalaman ± 1 mm, diperforasi menggunakan ujung sonde, ditumpat sementara dengan caviton, lalu dieuthanasi pada hari ke-14. Kelompok perlakuan pertama (BAG14), gigi molar pertama atas tikus dipreparasi dengan bur bulat pada bagian oklusal dengan kedalaman ± 1 mm, diperforasi menggunakan ujung sonde, diaplikasi bahan gel bioactive glass nano silica, ditumpat sementara dengan caviton, lalu dieuthanasi pada hari ke-14. Kelompok kontrol kedua (C28), gigi molar pertama atas tikus dipreparasi dengan bur bulat pada bagian oklusal dengan kedalaman ± 1 mm, diperforasi menggunakan ujung sonde, ditumpat sementara dengan caviton, lalu dieuthanasi pada hari ke-28. Kelompok perlakuan kedua (BAG28), gigi molar pertama atas tikus dipreparasi dengan bur bulat pada bagian oklusal dengan kedalaman ± 1 mm, diperforasi menggunakan ujung sonde, diaplikasi bahan gel bioactive glass nano silica dan ditumpat sementara dengan caviton, lalu dieuthanasi pada hari ke-28. Pengambilan jaringan dilakukan pada region gigi yang mendapat perlakuan, lalu dibuat sediaan preparat histologi dan dilakukan penghitungan jumlah odontoblast-like cell menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400X. Hasil uji normalitas menggunakan shapiro wilk dan homogenitas menggunakan uji levene dengan nilai signifikansi (p > 0,05) didapatkan hasil bahwa data terdistribusi normal dan homogen dengan nilai signifikansi p > 0,05. Oleh karena data terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan analisis statistik parametrik one way ANOVA. Hasil uji one way ANOVA menunjukan signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang berarti terdapat perbedaan antar masing – masing kelompok. Selanjutnya dilakukan uji post hoc LSD (least significant difference) untuk mengetahui signifikansi perbedaan antar masing – masing kelompok. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antar masing – masing kelompok dengan nilai signifikansi p < 0.05. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rerata jumlah odontoblast-like cell pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut agar gel bioactive glass nano silica dapat digunakan sebagai alternatif bahan regenerasi dentin.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectOdontoblast-like Cellen_US
dc.subjectGel Bioactive Glass Nano Silicaen_US
dc.subjectAbu Ampas Tebuen_US
dc.titleAnalisis Pembentukan Odontoblast-like Cell pada Pulpa Tikus Wistar (Rattus norvegicus) setelah Pemberian Gel Bioactive Glass Nano Silica dari Abu Ampas Tebuen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record