dc.description.abstract | Vitamin C dengan nama lain asam askorbat adalah vitamin yang larut
dalam air. Vitamin C merupakan komponen esensial dalam pembentukan kolagen,
penyembuhan luka, kesehatan sistem kekebalan tubuh dan sistem saraf, serta
sebagai antioksidan untuk membantu mencegah penyakit. Vitamin C merupakan
antioksidan yang paling banyak digunakan dan masih terus diteliti karena
memiliki masalah stabilitas.
Vitamin C merupakan antioksidan yang efisien, namun sangat tidak stabil
dan mudah terdegradasi. Vitamin C relatif stabil dalam bentuk serbuk tetapi
stabilitasnya akan turun ketika dilarutkan dalam air. Faktor lingkungan seperti
cahaya, temperatur, pH, oksigen, ion logam, sinar UV, dan sinar X juga dapat
mempengaruhi stabilitasnya. Stabilitas vitamin C akan menurun karena
mengalami oksidasi sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi vitamin C,
sehingga dapat mengakibatkan hilangnya seluruh bioaktivitas vitamin C.
Mikrokapsul adalah bahan padat yang terdiri dari cangkang padat yang
mengandung zat cair, padat, atau setengah padat. Mikrokapsul merupakan hasil
dari proses mikroenkapsulasi. Mikroenkapsulasi didefinisikan sebagai teknologi
pengemasan bahan padat, cair, atau gas dalam ukuran kecil, dibungkus oleh
cangkang yang dapat meningkatkan stabilitas bahan inti dan melepaskan bahan
inti dengan laju terkontrol di bawah kondisi spesifik.
Mikroenkapsulasi vitamin C memiliki beberapa manfaat seperti
meningkatkan stabilitas vitamin C selama preparasi dan penyimpanan, menjaga
vitamin C terhadap reaksi yang tidak diinginkan dengan bahan lain dalam suatu
sediaan yang dapat menurunkan kualitas sediaan, menutupi rasa asam vitamin C,
meningkatkan bioavailabilitas vitamin C serta mengontrol pelepasannya sehingga mengurangi terjadinya iritasi terhadap lambung, dan meningkatkan sifat alir
vitamin C.
Terdapat banyak metode dalam pembuatan mikrokapsul, pemilihan
metode dapat disesuaikan pada sifat bahan inti yang akan digunakan. Metode
yang digunakan pada penelitian ini adalah melt dispersion karena memiliki
banyak keuntungan dibandingkan dengan metode lain, diantaranya efektif,
mudah, sederhana, hemat waktu, hemat biaya, dan cocok terhadap bahan inti yang
digunakan.
Pada penelitian ini digunakan kombinasi bahan coating yang berasal dari
golongan lemak yaitu cera alba dan dari golongan karbohidrat yaitu etil selulosa
agar diperoleh mikrokapsul yang lebih baik dalam meningkatkan stabilitas
vitamin C. Proporsi cera alba dan etil selulosa memiliki pengaruh terhadap
ukuran partikel, entrapment efficiency, drug loading, dan uji stabilitas
mikrokapsul vitamin C. Metode optimasi yang digunakan adalah simplex lattice
design untuk mengetaui proporsi cera alba dan etil selulosa terhadap respon.
Hasil analisis menggunakan design expert menunjukkan bahwa formula
optimum diperoleh dengan proporsi cera alba 3,35 g dan etil selulosa 1,65 g dan
menghasilkan prediksi respon ukuran partikel 166,244 μm, entrapment efficiency
64,7467%, drug loading 41,8606%, dan uji stabilitas 70,8824%. Partikel
mikrokapsul memiliki bentuk yang hampir sferis dan memiliki morfologi
permukaan yang kasar. Hasil karakterisasi nilai yield mikrokapsul pada formula
optimum menunjukkan rata-rata 78,03 ± 0,171%. Uji pelepasan menunjukkan
bahwa vitamin C dapat terlepas dari mikrokapsul dan memiliki persen pelepasan
tertinggi pada menit ke-25, yaitu 11,429 ± 0,132%. Hasil analisis FTIR
menunjukkan bahwa tidak ada perubahan gugus fungsi pada vitamin C di dalam
mikrokapsul, sehingga menunjukkan tidak ada interaksi antara bahan aktif dan
polimer yang digunakan. | en_US |