dc.description.abstract | Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan komoditi unggulan Kabupaten Jember. Tembakau jenis Kasturi merupakan jenis tembakau yang banyak dibudidayakan di daerah Jember dan Bondowoso (Jawa Timur). Daun tembakau secara umum hanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan rokok yang dapat menyebabkan dampak negatif pada manusia. Daun tembakau mengandung bahan aktif yang bermanfaat berupa flavonoid. Flavonoid memiliki aktivitas antioksidan, antibakteri, anti thrombosis, antivirus, antialergi, anti kanker dan anti-inflamasi. Periodontitis adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh patogen periodontal, salah satunya adalah bakteri P. gingivalis. Lipopolisakarida yang ditemukan di membran luar bakteri Gram-negatif dapat memicu respon imun yang kuat setelah mengikat Toll-like receptor 4 (TLR4) pada permukaan human peripheral blood mononuclear cell (h-PBMC). Sel-sel terssebut terlibat dalam sistem imunitas seluler dan dapat mensekresikan sitokin pro inflamatori yang akan merangsang pembentukan meditor inflamasi nitrit oksida (NO) dari jalur iNOS. Selama ini, obat golongan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) adalah obat utama yang digunakan untuk menghambat aktivitas inflamasi. Namun, penggunaan obat ini juga memiliki efek samping pada saluran pencernaan dan sistem kardiovaskuler yang dapat menurunkan fungsi biologis tubuh. Oleh sebab itu, penggunaan bahan herbal merupakan pilihan alternatif sebagai obat anti-inflamasi untuk mencegah timbulnya efek samping tersebut. Penelitian mengenai pengaruh ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi terhadap kadar iNOS belum pernah dilakukan. Ekstrak flavonoid rendah nikotin limbah daun tembakau kasturi dilakukan dengan menggunakan metode hidrolisis dan refluks. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan HCL untuk melarutkan nikotin dan refluks berulang yang sebelumnya ditambahkan HCL dan etanol 80%, serta ditambahkan pelarut proteleum eter dan acetonitril untuk mengambil flavonoid. Hasil ekstrak diuji dengan menggunakan LC- MS/MS. Penelitian ini menggunakan konsentrasi ekstrak flavonoid 2,5 µg/ml, 10 µg/ml, 20 µg/ml, 40 µg/ml, 80 µg/ml, 320 µg/ml, 640 µg/ml. Isolasi h-PBMC darah pendonor yang diambil dari pembuluh darah vena pada fosaa cubiti. Proses isolasi h- PBMC dilakukan dengan cara sentrifugasi gradien mengggunakan ficollpaque. Jumlah sel yang digunakan adalah 1x105 cell/well didistribusikan ke dalam 96 well- plate (2 plate) dan diinkubasi ke dalam inkubator CO2 5%, 37ºC selama 24 jam. Pemaparan dengan lipopolisakarida P. gingivalis Ultrapure (INVIVOGEN) dengan konsentrasi 10 µg/ml. Ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi sebanyak 100 µl ditambahkan pada kelompok kontrol dengan konsentrasi 2,5 µg/ml (PI), 10 µg/ml (PII), 20 µg/ml (PIII), 40 µg/ml (PIV), 80 µg/ml (PV), 320 µg/ml (PVI) dan 640 µg/ml (PVII). Kelompok kontrol (K) hanya berisi lipopolisakarida dan tidak diberi ekstrak flavonoid. Uji kadar iNOS dengan metode ELISA dengan panjang gelombang 450 nm untuk mengukur kadar iNOS pada h- PBMC yang dipapar lipopolisakarida P.gingivalis dan diberikan ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi cenderung menurunkan produksi iNOS pada h-PBMCs yang distimulasi lipopolisakarida P. gingivalis selama masa inkubasi 24 jam dan 48 jam. Konsentrasi ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi 80 μg/ml dipilih sebagai konsentrasi optimum dalam menghambat produksi iNOS pada h-PBMCs yang distimulasi lipopolisakarida. Pemilihan konsentrasi optimum 80 μg/ml didukung dengan penelitian sebalumnya yang menyatakan bahwa ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi dengan konsentrasi 80 μg/ml memiliki viabilitas yang baik dan daya antibakteri yang kuat terhadap bakteri P. gingivalis. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi cenderung menghambat produksi iNOS pada h-PBMCs yang distimulasi lipopolisakarida selama 24 jam dan 48 jam serta konsentrasi optimum ekstrak flavonoid daun tembakau kasturi dalam menghambat produksi iNOS pada h-PBMCs yang distimulasi lipopolisakarida dengan konsentrasi 80 μg/ml | en_US |