Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Permasalahan Identitas Trigonometri Berdasarkan Kriteria Watson Ditinjau Dari Gaya Belajar
Abstract
Objek kajian dalam matematika meliputi fakta, konsep, operasi, dan prinsip.
Untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam matematika diperlukan adanya
pemahaman terhadap objek kajian matematika tersebut. Objek kajian dalam
matematika tersebut merupakan kajian abstrak. Dengan objek kajian abstrak
matematika seperti ini, diperlukan upaya lebih cermat untuk melihat respon yang
diberikan siswa pada setiap permasalahan yang ada dalam matematika.
Kesalahan siswa dalam menjawab atau merespon permasalahan dalam bentuk
tes seringkali tidak ditindaklanjuti oleh guru matematika. Umumnya guru melihat
mampu tidaknya siswa hanya melalui hasil akhir dari tes yang diberikan. Ketepatan
respon siswa serta jenis kesalahan siswa jarang sekali terlacak. Untuk itu perlu
adanya analisis siswa dalam mengerjakan soal agar dapat diketahui letak kesalahan
yang dilakukan oleh siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar persentase dan penyebab
kesalahan siswa dalam menyelesaikan permasalahan Identitas Trigonometri.
Penelitian ini dimaksudkan agar guru dapat memahami penyebab kesalahan siswa
sehingga bisa dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas mengajar serta kualitas
belajar siswa.
Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes berbentuk uraian
sebanyak dua soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang telah
divalidasi oleh satu guru mata pelajaran matematika dan dua dosen Pendidikan
Matematika. Penelitian dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 1 Rambipuji
dengan jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Hasil penelitian yang didapat dari jawaban
siswa yang dianalisis berdasarkan kategori kesalahan Watson diantaranya data tidak
tepat (inappropriate data/ id), prosedur tidak tepat (inappropriate procedure/ ip),data hilang (ommited data/ od), kesimpulan hilang (ommited conclusion/ oc),
konflik level respon (response level conflict/ rlc), manipulasi tidak langsung
(undirected manipulation/ um), dan masalah hirarkhi keterampilan (skills hierarchy
problem/ shp). Kesalahan dengan kriteria selain ketujuh kriteria diatas ternyata
tidak ditemukan dalam penelitian ini.
Hasil analisis data menunjukkan persentase pada kesalahan data tidak tepat
(inappropriate data/id) sebesar 7,48%, kesalahan prosedur tidak tepat (inappropriate
procedure/ip) sebesar 8,41%, kesalahan data hilang (ommited data/od) sebesar
9,45%, kesalahan kesimpulan hilang (ommited conclusion/oc) sebesar 17,64%,
kesalahan konflik level respon (response level conflict/rlc) sebesar 21,50%,
kesalahan manipulasi tidak langsung (undirected manipulation/um) sebesar 7,48%,
masalah hierarki keterampilan (skills hierarchy problem/shp) sebesar 28,04%,
selain ketujuh kriteria diatas sebesar 0% karena setelah dilakukan analisis terhadap
hasil kerja siswa ternyata tidak ditemukan kesalahan pada subjek dengan tipe gaya
belajar visual, auditorial maupun kinestetik.
Selain jawaban siswa, analisis dilakukan pada hasil wawancara enam siswa
yang mewakili dari masing-masing tipe gaya belajar untuk diketahui penyebab
siswa melakukan kesalahan. Hasil wawancara diperoleh penyebab siswa
melakukan data tidak tepat adalah salah memasukkan data, prosedur tidak tepat
adalah tidak tepat dalam menuangkan rumus atau prinsip yang digunakan, data
hilang adalah kurang lengkap memasukkan data dikarenakan ketidakmampuan
dalam mengaitkan dengan konsep yang sudah didapat sebelumnya, kesimpulan
hilang adalah tidak mampu mengaitkan dengan prosedur yang sudah digunakan
dalam proses penyelesaian untuk kesimpulan akhir, konflik level respon adalah
kurang kesiapan dalam menghadapi permasalahan yang diberikan, manipulasi tidak
langsung adalah menggunakan cara yang tidak logis atau tidak sesuai dengan
prosedur penyelesaian, masalah hierarkhi keterampilan adalah kurang teliti dalam
melakukan perhitungan maupun menuangkan ide aljabar. Kesalahan selain ketujuh
kriteria di atas ternyata tidak muncul dalam penelitian.