dc.description.abstract | Pendidikan Nasional saat ini mengacu pada kurikulum 2013 yang telah
ditetapkan dan diberlakukan sejak tahun 2013 pada semua tingkat kelas. Salah
satu kompetensi yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran fisika adalah
menganalisis konsep, prinsip dan hukum mekanika, fluida, termodinamika,
gelombang, dan optik serta menerapkan metakognisi dalam menjelaskan
fenomena alam dan penyelesaian masalah kehidupan. Salah satu ruang lingkup
materi fisika adalah pemantulan dan pembiasan cahaya pada cermin dan lensa.
Kemampuan untuk memberikan penjelasan ilmiah (scientific explanation)
terhadap fenomena alam berbeda pada setiap orang. Setiap orang memiliki
kecenderungan untuk menjelaskan gejala yang terjadi di alam berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, namun tidak semua penjelasan tersebut merupakan
penjelasan ilmiah (scientific explanation). Kemampuan siswa untuk memberi
penjelasan tentang fenomena alam akan sangat berguna dalam memahami suatu
masalah. Namun, siswa masih mengalami kesulitan dalam memberikan penjelasan
ilmiah, siswa dapat mengamati, tetapi tidak mampu memberikan penjelasan yang
tepat untuk fenomena tersebut. Siswa mengetahui fenomena tentang cahaya dan
fenomena lain yang terkait tanpa mengetahui penjelasan yang tepat untuk
fenomena tersebut. Oleh sebab itu, diadakanlah penelitian untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan siswa dalam memberikan penjelasan ilmiah (scientific
explanation). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan
memberikan penjelasan ilmiah tentang peristiwa pemantulan dan pembiasan
cahaya pada siswa SMA Negeri Pakusari.
viii
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini
dilaksanakan di SMA Negeri Pakusari pada semester genap tahun ajaran
2017/2018. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes,
dokumentasi, dan wawancara. Instrumen tes adalah empat soal uraian dengan
indikator klaim, bukti dan penalaran, tentang peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya. Berdasarkan hasil analisis data, 0,7% responden termasuk kriteria sangat
baik, 6,5% responden termasuk kriteria baik, 79,7% responden termasuk kriteria
cukup, 8% responden termasuk kriteria kurang, dan 5,1% responden termasuk
kriteria kurang sekali. Responden yang dapat memberikan klaim dengan tepat
sebanyak 77,9%; responden yang dapat memberikan bukti dengan tepat sebanyak
91,6%; dan responden yang dapat memberikan penalaran dengan tepat sebanyak
9,6%. Kecenderungan siswa dalam menjawab indikator klaim adalah sama untuk
setiap kelas yaitu mendapatkan skor 2, sedangkan kecenderungan siswa dalam
menjawab indikator bukti adalah sama untuk setiap kelas yaitu mendapatkan skor
3, dan kecenderungan siswa dalam menjawab indikator penalaran adalah sama
untuk setiap kelas yaitu mendapatkan skor 1. Persentase nilai kemampuan
memberikan penjelasan ilmiah pada siswa kelas XI MIPA di SMA Negeri
Pakusari sebesar 68,57%.
Berdasarkan hasil analisis data di yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan memberikan penjelasan ilmiah (scientific explanation) tentang
peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya pada siswa kelas XI di SMA Negeri
Pakusari tergolong kriteria cukup. Siswa cenderung mendapatkan skor 2 untuk
indikator klaim, skor 3 untuk indikator bukti dan skor 1 untuk indikator penalaran.
Siswa cenderung memberikan klaim dan bukti yang tepat untuk peristiwa
pemantulan cahaya pada cermin datar, pemantulan cahaya pada cermin cembung,
dan pembiasan cahaya pada medium yang berbeda, namun tidak dapat
memberikan klaim yang tepat untuk peristiwa pembiasan cahaya pada lensa
cembung. Selain itu, siswa cenderung tidak dapat memberikan penalaran yang
tepat untuk peristiwa pemantulan dan pembiasan cahaya. | en_US |