Show simple item record

dc.contributor.advisorPRASETYOWATI, Irma
dc.contributor.advisorNAFIKADINI, Iken
dc.contributor.authorKARIRA, Titis Sfabrila
dc.date.accessioned2018-08-01T02:56:51Z
dc.date.available2018-08-01T02:56:51Z
dc.date.issued2018-08-01
dc.identifier.nimNIM132110101118
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86869
dc.description.abstractPenyebab utama kebutaan di dunia bahkan di Indonesia adalah katarak. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi kebutaan di Indonesia mencapai 1,8% dari jumlah penduduk di Indonesia. Kebutaan karena katarak atau kekeruhan lensa mata merupakan masalah kesehatan global yang harus segera diatasi, karena kebutaan dapat menyebabkan berkurangnya kualitas sumber daya manusia dan kehilangan produktifitas serta membutuhkan biaya cukup besar untuk pengobatan. Salah satu jenis katarak yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia yaitu katarak senilis. Faktor intrinsik yang dapat mempengaruhi terjadinya katarak senilis yaitu umur, jenis kelamin, riwayat DM, status gizi, diare sedangkan faktor ekstrinsik yang berpengaruh yaitu, aktivitas merokok, konsumsi obat kataraktogenik, konsumsi alkohol,dan pekerjaan. Penelitian ini tujuan untuk menganalisis hubungan faktor intrinsik dan ekstrinsik dengan kejadian katarak di Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar. Penelitian yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional ini dilaksanakan di Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar. Pengambilan sampel dilakukan secara Systematic random sampling. Sampel pada penelitian ini didapatkan 84 penderita baru katarak. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder serta pengumpulan data menggunakan kuesioner yang selanjutnya diolah dan dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% (α=0,05). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa responden yang mengalami katarak sebagian besar berumur ≥50 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki riwayat diabetes melitus, dan memiliki status gizi dalam kategori tidak normal. Berdasarkan variabel aktivitas merokok, proporsi responden yang merokok lebih sedikit daripada responden yang tidak merokok dan tidak terdapat hubungan antara faktor merokok dengan kejadian katarak. Selain itu terdapat hubungan antara faktor kejadian katarak dengan jenis katarak senilis meliputi umur, jenis kelamin, dan riwayat diabetes melitus, sedangkan status gizi tidak memiliki hubungan yang bermakna. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka saran yang dapat diberikan kepada Institusi yang terkait yaitu memasang media promosi kesehatan mata seperti poster di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar tentang penyakit katarak dalam upaya tindakan promotif. Selain itu perlu adanya kerjasama pihak RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar dengan Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia untuk mengadakan tes mata dan pengobatan gratis pada penderita katarak di hari kesehatan mata nasional.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries132110101118;
dc.subjectRiwayat Diabetes Melitusen_US
dc.subjectPasien Kataraken_US
dc.titleHubungan Umur, Jenis Kelamin, Riwayat Diabetes Melitus, Status Gizi, Dan Merokok Pada Pasien Katarak (Studi Di Rumah Sakit Umum Daerah Mardi Waluyo Kota Blitar)en_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record