Determinan Keputusan Bermigrasi Internal Penduduk Di Provinsi Jawa Timur (Analisis Data Ifls 2015
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh pendidikan,
kepemilikan rumah, status perkawinan, pendapatan, jenis kelamin dan umur
terhadap keputusan bermigrasi di provinsi jawa timur , baik secara parsial maupun
secara bersama-sama. untuk metode penelitiannya menggunakan data sekunder
yaitu IFLS 2015 untuk mengukur berapa besar pengaruh pendidikan, kepemilikan
rumah, status perkawinan,pendapatan, jenis kelamin dan umur terhadap keputusan
bermigrasi di provinsi jawa timur digunakan analisis regresi model logistik.
Hasil analisis regresi regresi model logistik.secara bersama-sama
menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan tenaga kerja melakukan migrasi migrasi internal di provinsi jawa timur,
tingkat kesalahan 5% untuk pendidikan menunjukkan bahwa Z hitung adalah
sebesar 1.78 dan probabilitas Z hitung sebesar 0,075 lebih kecil dari α (0,05),
sehingga Ha dapat terima, Artinya tinggi bahwa penduduk yang mempunyai
tingkat pendidikan tinggi biasanya lebih banyak mobilitasnya dibandingkan yang
berpendidikan rendah. Hal ini secara umum menunjukkan bahwa tingkat
partisipasi migrasi meningkat dengan meningkatnya tingkat pendidikan.
Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pola pikir individu untuk
memperoleh pendapatan yang lebih baik. Meningkatnya pendidikan tersebut
secara nyata juga akan meningkatkan pendapatan migran, sehingga dapat
menurunkan biaya migrasi. Variabel kepemilikan rumah berpengaruh secara
signifikan dan negatif terhadap keputusan tenaga kerja melakukan internal. tingkat
kesalahan 5% untuk kepemilikan lahan menunjukkan bahwa Z hitung adalah
sebesar -6.89 dan probabilitas Z hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05),
sehingga Ha dapat terima. Artinya tenaga kerja yang tidak memiliki rumah di
tempat asal tertarik untuk melakukan perpindahan untuk mendapatkan pekerjaan dan tidak menetap karena tidak mempunyai rumah sendiri dibandingkan dengan
mereka yang tidak memiliki rumah sendiri atupun ngontrak,sewa dan lain-lain
cenderung tidak tertarik untuk melakukan migrasi. Hal ini mengindikasikan
bahwa tenaga kerja yang melakukan migrasi tersebut merasa tidak memiliki
sumber pendapatan di daerah asal mereka karena mereka tidak memiliki lahan
pertanian, sehingga mereka memutuskan untuk melakukan migrasi komutasi ke
daerah tujuan guna mendapatkan sumber pendapatan di luar sektor pertanian.
Variabel status pernikahan tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
tenaga kerja melakukan migrasi internal, tingkat kesalahan 5% untuk status
perkawinan menunjukkan bahwa Z hitung adalah sebesar -1.57 dan probabilitas Z
hitung sebesar 0.116 lebih besar dari α (0,05), sehingga Ho dapat terima Artinya
tinggi rendahnya status menikah maupun lainnya tidak mempengaruhi seseorang
untuk melakukan migrasi internal di provinsi jawa timur. Variabel pendapatan
berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap keputusan tenaga kerja
melakukan migrasi internal di provinsi jawa timur. kesalahan 5% untuk
pendapatan menunjukkan bahwa Z hitung adalah sebesar 1.78 dan probabilitas Z
hitung sebesar 0.069 lebih kecil dari α (0,05), sehingga Ha dapat terima. Artinya
semakin tinggi pendapatan di daerah tujuan maka semakin tinggi minat tenaga
kerja untuk melakukan migrasi internal di provinsi jawa timur. Hal ini
mengindikasikan bahwa tenaga kerja yang melakukan migrasi tersebut dapat
memenuhi biaya kebutuhan hidup keluarganya dan meningkatkan
kesejahteraannya dari pendapatan yang lebih besar di daerah tujuan
tersebut.Variabel jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
tenaga kerja melakukan migrasi internal. tingkat kesalahan 5% untuk jenis
kelamin menunjukkan bahwa Z hitung adalah sebesar -0.33 dan probabilitas Z
hitung sebesar 0.738 lebih besar dari α (0,05), sehingga Ho dapat terima Artinya
tenaga kerja laki-laki maupun perempuan memiliki kecenderungan yang sama
untuk melakukan migrasi internal atau tidak, hal ini dikarenakan bagi mereka
yang melakukan migrasi internal daya tempuh daerah tujuan relatif dekat dengan
daerah asal tenaga kerja.Variabel umur berpengaruh signifikan negatif terhadap
keputusantenaga kerja melakukan migrasi internal. tingkat kesalahan 5% untuk umur menunjukkan bahwa Z hitung adalah sebesar -5.88 dan probabilitas Z hitung
sebesar 0,000 lebih kecil dari α (0,05), sehingga Ha dapat terima Artinya semakin
tua umur tenaga kerja maka semakin berkurang pula minat mereka untuk
melakukan migrasi internal. Hal ini mengindikasikan bahwa tenaga kerja yang
melakukan migrasi tersebut merasa pengorbanan yang mereka lakukan,
khususnya pengorbanan psikis/ fisik untuk bermigrasi ke daerah tujuan lebih kecil
dari pada pendapatan yang mereka dapatkan di daerah tujuan tersebut. Dengan
kata lain, para orang tua yang fisiknya sudah menurun akan lebih memilih tinggal
di daerah asal dari pada harus bermigrasi ke daerah tujuan.