Pengaruh Metode Bermain Peran terhadap Kemampuan Berbicara di Sekolah Dasar
Abstract
Berbicara adalah alat untuk mengkomunikasikan sebuah gagasan atau ide yang telah disusun dengan menggunakan bahasa secara lisan. Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDN Rambipuji 02 pada 11 Agustus 2017, ditemukan bahwa kemampuan berbicara siswa cukup rendah karena praktik dalam pembelajaran berbicara selama ini masih kurang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya latihan untuk melakukan praktik berbicara yang secara umum dilakukan secara individu. Secara umum, masalah yang mereka alami yaitu mereka merasa malu dan takut salah apabila menjawab pertanyaan secara lisan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti akan meneliti pengaruh metode bermain peran terhadap kemampuan berbicara siswa. Bermain peran merupakan suatu metode pembelajaran yang melibatkan dua orang atau lebih untuk memerankan tokoh yang ada dalam dunia nyata maupun cerita. Di dalam kegiatan berbicara, siswa dituntut untuk menguasai aspek kebahasaan dan nonkebahasaan, misalnya pelafalan bunyi, intonasi, pilihan kata, kenyaringan suara, dan ekspresi bicara. Metode bermain peran dipilih karena metode tersebut berbentuk permainan, dimana pada jenjang sekolah dasar siswa cukup menyukai permainan. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah pengaruh yang signifikan pada penerapan metode bermain peran terhadap kemampuan berbicara siswa di sekolah dasar?”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ada atau tidak adanya pengaruh yang signifikan pada penerapan metode bermain peran terhadap kemampuan berbicara siswa di sekolah dasar. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018 di SDN Rambipuji 02 pada tanggal 9 April 2018 sampai dengan 12 April 2018. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas IV A dan IV B yang berjumlah 70 siswa. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental dengan desain Intac-Group Comparison. Hasil uji homogenitas dengan uji Levene diperoleh hasil 0,362. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui nilai thitung tidak signifikan (0,362 > 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa kedua kelas tersebut homogen. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini berupa tes akhir (posttest) berbentuk tes kinerja atau performance test. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS versi 22 dengan analisis uji-t sampel terpisah (Independent Sample T-test). Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini menunjukkan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran mendapatkan nilai rata-rata sebesar 79,76 sedangkan siswa yang tidak mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran mendapatkan nilai rata-rata sebesar 68,22. Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan menunjukkan bahwa nilai thitung sebesar 7,505. Nilai tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan df = 68 dan nilai ttabel = 1,671. Dapat dilihat bahwa nilai thitung > ttabel atau 7,505 > 1,671, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penerapan metode bermain peran terhadap kemampuan berbicara siswa di sekolah dasar. Saran yang dapat diberikan yaitu: 1) bagi pihak sekolah, penelitian dengan menggunakan metode bermain peran dapat dijadikan sebagai referensi untuk memperbaiki masalah mengenai metode pembelajaran yang biasa dilaksanakan di sekolah, 2) bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan altenatif dalam menerapkan metode bermain peran pada kegiatan pembelajaran di kelas agar dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa, dan 3) perlu adanya media dan sumber belajar yang cukup untuk menerapkan metode bermain peran.