Gambaran Perilaku Keluarga dalam Pencarian Pengobatan Bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) Tahun 2017(Studi Kuantitatif di Kecamatan Puger Kabupaten Jember)
Abstract
Gangguan jiwa merupakan bentuk penyimpangan seseorang dalam bertingkah laku yang diakibatkan keadaan yang tidak normal yang berkaitan dengan fisik maupun mental. Masalah kesehatan jiwa di Indonesia masih menjadi perhatian yang sangat penting dari berbagai lintas sektor baik pemerintah maupun masyarakat. Berbagai peraturan telah dikeluarkan pemerintah untuk menangani gangguan jiwa ini. Awal gejala gangguan jiwa yang tidak terdeteksi menyebabkan keterlambatan penanganan penderita gangguan jiwa. Keluarga mempunyai peran yang penting sebagai pelayanan kesehatan di dalam unit terkecil, karena masalah kesehatan yang ada di dalam suatu keluarga akan saling mempengaruhi keluarga itu sendiri dan lingkungannya. Kurangnya pengetahuan dan sikap keluarga terhadap gangguan jiwa akan menghambat upaya penyembuhan bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Sehingga perlu untuk diketahui perilaku keluarga dalam pencarian pengobatan bagi ODGJ.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, sehingga menggunakan pendekatan deskriptif. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dekat yang merawat ODGJ di Kecamatan Puger Kabupaten Jember yang terdaftar di wilayah kerja Puskesmas Kasiyan dan Puskesmas Puger. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan proportional sample dengan sampel sebanyak 46 responden. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, jenis pekerjaan, pendapatan, lama sakit anggota keluarga, hubungan kekerabatan, tipe keluarga, pengetahuan, sikap, genetika, dan kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara dengan kuesioner.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat ODGJ yang mempunyai riwayat keluarga mengalami gangguan jiwa. Hubungan keluarga yang pernah mengalami gangguan jiwa dengan penderita gangguan jiwa yaitu sebagai ayah, ibu, dan nenek. Sebagian besar keluarga mempunyai pengetahuan yang rendah. Hal itu dikarenakan masih terdapat pernyataan yang dijawab negatif mengenai penyebab orang mengalami gangguan jiwa, tindakan yang dilakukan segera untuk mengobati gangguan jiwa, dan tempat memperoleh obat dan pengobatan. Sebagian besar responden mempunyai sikap negatif terkait tindakan pencarian pengobatan bagi ODGJ. Hal tersebut disebabkan responden masih belum menjawab pertanyaan yang sesuai. Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional hanya sedikit diikuti ODGJ karena keluarga merasa keberatan untuk membayarkan setiap bulannya pada satu keluarga, selain itu pengobatan ODGJ yang gratis juga mengakibatkan keluarga tidak bersedia untuk mengikutkan ODGJ dalam program Jaminan Kesehatan Nasional.
Sebagian besar responden melakukan pengobatan berupa membeli obat di warung terdekat, mengobati sendiri dengan cara dipasung, dibacakan doa-doa/ diruqyah, dimandikan bunga, menyembelih ayam yang telah diberi doa-doa, dan serta pergi ke dukun, dan kyai. Tindakan secara medis yaitu ke Puskesmas, Rumah Sakit, dan dokter praktik yang dilakukan setelah tindakan dari pengobatan-pengobatan non medis tidak ada hasilnya. Terdapat hubungan antara pengetahuan responden dengan tindakan. Seseorang yang bertindak karena pengetahuan yang baik maka akan lebih langgeng dalam melakukan tindakannya. Hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan tindakan pencarian pengobatan menunjukkan bahwa seseorang dengan sikap yang baik maka akan menghasilkan tindakan yang baik.
Saran yang dapat diberikan peneliti bagi keluarga ODGJ dalam penelitian ini yaitu keluarga perlu memberikan perhatian lebih kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) agar dapat segera kembali hidup normal dan rutin memeriksakan ODGJ ke pelayanan kesehatan.
Collections
- UT-Faculty of Public Health [2227]