Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam menyelesaikan Permasalahan Ukuran Pemusatan Data Ditinjau dari Kecerdasan Emosional
Abstract
Komunikasi matematis merupakan kemampuan mengorganisasi dan mengkonsolidasi  pikiran  matematika  melalui  komunikasi  secara  lisan  maupun tertulis. Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran (Armiati, 2009). Komunikasi matematis terdiri dari  dua  aspek   yaitu  komunikasi  tertulis  dan  komunikasi  lisan.  Komunikasi matematis secara tertulis dapat berupa penggunaan kata-kata, gambar, tabel, dan sebagainya yang menggambarkan proses berpikir siswa. Sedangkan komunikasi matematis secara lisan dapat berupa pengungkapan dan penjelasan verbal dari suatu gagasan matematika (Mahmudi, 2009). Kemampuan siswa untuk menyampaikan informasi dengan tepat atau mengkomunikasikan gagasan melalui lisan maupun tertulis merupakan aspek penting yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika. Selain itu kemampuan komunikasi matematis dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam diri siswa salah satunya yaitu kecerdasan emosional yang dimiliki siswa. Kemampuan komunikasi seorang siswa juga sangat dipengaruhi oleh kondisi emosinya. Seseorang akan mampu berkomunikasi apabila adanya dorongan untuk melakukannya (Armiati, 2009).
Kecerdasan emosional atau Emotiona l Quotient (EQ) adalah salah satu faktor yang dimiliki siswa dalam mencapai kualitas belajar yang lebih baik terutama dalam pemahaman materi dalam pembelajaran. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh pakar psikologi, dinyatakan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang termasuk kesuksesan dalam belajar. Kecerdasan emosional yang dimaksud yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta kemampuan bekerjasama. Memiliki kecerdasan  emosional  yang  baik  dianggap  dapat  menentukan  keberhasilan  siswa dalam belajar terutama dalam belajar matematika.
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Pendeskripsian pada penelitian ini dilakukan dengan memberikan gambaran mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyelesaikan permasalahan ukuran pemusatan data ditinjau dari kecerdasan emosional tinggi, sedang dan rendah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah, angket kecerdasan emosional, tes kemampuan komunikasi matematis tulis, dan pedoman tes kemampuan komunikasi lisan. Subjek penelitian ini adalah 6 siswa dari kelas X MIPA 1 SMAN Rambipuji dengan masing masing 2 siswa memiliki kecerdasan emosional tinggi, sedang dan rendah.
Hasil analisis data pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi, yaitu siswa S1 dan siswa S2 mampu memenuhi 4 indikator kemampuan komunikasi matematis. Siswa S1 mampu memenuhi keempat indikator kemampuan komunikasi matematis baik tulis maupun lisan. Siswa S2 mampu memenuhi 4 indikator kemampuan komunikasi matematis baik tulis maupun lisan, namun siswa S2 pada indikator/aspek keempat, siswa dapat menuliskan dan menyebutkan simbol yang digunakannya  dalam  menyelesaikan  permasalahan  namun  terdapat  simbol  yang kurang tepat. Pada siswa dengan kecerdasan emosional sedang, yaitu siswa S3 dan siswa S4 mampu memenuhi 2 sampai 3 indikator kemampuan komunikasi matematis. Siswa S3 mampu memenuhi 2 sampai 3 indikator dari keempat indikator kemampuan komunikasi  matematis  yang  ada.  Siswa  S4  mampu  memenuhi  3  indikator  dari keempat indikator kemampuan komunikasi matematis yang ada. Pada siswa dengan kecerdasan emosional rendah, yaitu siswa S5 dan siswa S6 mampu memenuhi 1 sampai 2 indikator kemampuan komunikasi matematis. Siswa S5 mampu memenuhi 2 dari keempat indikator kemampuan komunikasi matematis yang ada. Siswa S6 hanya   mampu   memenuhi   1   dari   keempat   indikator   kemampuan   komunikasi matematis yang ada.
