Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Pada Bendung Karet Jatimlerek Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang
Abstract
Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pada Bendung
Karet Jatimlerek Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang; Aida Putri
Ariansyah, 141910301106; Jurusan Teknik Sipil; Fakultas Teknik Universitas
Jember.
Ketersediaan listrik saat ini merupakan kebutuhan yang cukup
penting untuk menunjang aktivitas manusia. Berdasarkan catatan dalam
RUPTL PLN tahun 2017-2026, kebutuhan listrik wilayah Jawa-Bali
mengalami peningkatan kebutuhan listrik sebesar 7,2% pertahun.
Peningkatan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik
Nasional (PT. PLN) yang bekerja sama dengan pihak luar dalam rangka
penyediaan energi.
Seiring dengan berkembangnya teknologi, dunia kelistrikan telah
lama memperkenalkan energi terbarukan yang dapat digunakan sebagai
pembangkit listrik salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air.
PLTA merupakan jenis pembangkit listrik yang memanfaatkan ketinggian
dan debit air dalam jumlah tertentu sehingga dapat menggerakkan turbin dan
generator. Prinsip kerja PLTA yaitu dengan memanfaatkan tinggi jatuhnya
air dan besarnya debit sungai.
Di wilayah Jawa Timur terdapat sungai terpanjang kedua setelah
Bengawan Solo yaitu Sungai Brantas. Sungai tersebut merupakan salah satu
sungai yang memiliki debit cukup besar. Pada badan sungai tepatnya di desa
Jatimlerek terdapat sebuah bendung karet yang difungsikan sebagai peninggi
muka air untuk irigasi. Dengan besarnya debit yang tersedia bukan tidak
mungkin dapat dimanfaat sebagai pembangkit listrik.
Perencanaan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air
dilakukan di sekitar wilayah bendung karet Jatimlerek yang terletak di
Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang. Pada tahap awal perencanaan
adalah menentukan debit andalan dan tinggi jatuh air. Penentuan debit
andalan diperoleh dengan cara mengumpulkan data pencatatan debit dalam 10 tahun terakhir dan mengolah data tersebut dengan menggunakan metode
Flow Duration Curve (FDC) untuk menentukan probabilitas debit yang
optimal. Selanjutnya melakukan pengukuran untuk memperoleh tinggi jatuh
air yang paling besar. Bagian terpenting dalam perencaan adalah mengetahui
seberapa besar daya listrik yang bisa dibangkitkan.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan debit andalan untuk
pembangkitan sebesar 45,231 m3/detik dengan probabilitas 70%. Tinggi
jatuh air ditetapkan sebesar 4,505 meter berdasarkan perhitungan elevasi di
lapangan. Dengan tinggi jatuh kurang dari 20 meter maka pemilihan turbin
yang memenuhi hanya ada 2 yaitu turbin kaplan dan propeller. Pada
penilitian ini dipilih turbin kaplan dikarenakan baling-baling yang dapat
disesuaikan dengan diameter runner antara 2 sampai 11 meter sehingga
mampu melayani debit air yang tinggi.
Spesifikasi turbin Kaplan direncanakan dengan efisiensi sebesar
0,925 berdasarkan grafik hubungan perbandingan debit aktual dan debit
desain dengan efisiensi turbin. Sedangkan untuk efisiensi generator sinkron
direncanakan sebesar 0,97 sehingga memperoleh daya atau kapasitas listrik
sebesar 1753,7289 kilowatt.
Collections
- UT-Faculty of Engineering [4096]