Identifikasi dan Uji Potensi (Pengendali Hayati) Bakteri Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Tanaman Kopi (Coffea sp.) yang Terserang Nematoda (Pratylenchus coffeae) serta Pemanfaatannya sebagai Poster
Abstract
Bakteri pelarut fosfat adalah mikroorganisme yang dapat meningkatkan efisiensi fosfat yang berasal dari pupuk dengan cara melarutkan fosfat sehingga dapat diserap oleh tanaman (Ginting, 2006). Bakteri yang sering dilaporkan dapat melarutkan fosfat diantaranya adalah anggota genus Pseudomonas, Bacillus, Mycobacterium, Micrococcus, dan Staphylococcus (Dermiyati, 2009; Asyiah et al., 2015; Marista et al., 2013). Selain itu, keberadaan bakteri pelarut fosfat terbukti mampu menekan populasi nematoda pada tanaman kopi (Harni, 2013; Asyiah et al, 2015).
Mikroba pelarut fosfat banyak ditemukan pada rhizosfer tanaman seperti pisang, padi, kopi dan lainnya (Marista et al., 2014; Prayudyaningsih et al., 2015; Asyiah et al., 2015). Data dari Ditjenbun (2016) menunjukkan angka produksi tanaman kopi mengalami penurunan dari tahun 2002-2015. Penurunan produktivitas disebabkan salah satunya oleh nematoda. Hampir semua sentra produksi kopi di Indonesia terserang nematoda peluka akar jenis Pratylenchus coffeae termasuk di perkebunan Kalibendo, Banyuwangi. Penurunan produksi kopi Robusta dan Arabika oleh nematoda jenis ini bisa mencapai 78,4-95% (Wiryadiputra, 1995; Sulistyowati et al., 2012).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi ini, agen hayati telah banyak dipilih dikarenakan sangat mendahulukan kepentingan ekologis (Wiryadiputra, 2002). Seperti yang dijelaskan bahwa bakteri pelarut fosfat berpotensi sebagai agen hayati pengendali nematoda. Oleh karena itu perlu dilakukannya penelitian mengenai identifikasi bakteri pelarut fosfat dari rhizosfer tanaman kopi yang terserang nematoda Pratylenchus coffeae serta uji potensinya sebagai agen pengendali hayati di PT. Perkebunan Kalibendo. Hasil penelitian akan dijadikan produk pendidikan berupa poster. Poster adalah suatu gagasan yang dicetuskan dalam bentuk ilustrasi gambar sederhana dibuat dalam ukuran besar, bertujuan untuk menarik perhatian, membujuk dan memotivasi (Sudjana dan Rivai, 2007).
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksploratif yang mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri pelarut fosfat pada rhizosfer tanaman kopi Robusta yang terserang nematoda Pratylenchus coffeae di PT. Perkebunan Kalibendo Banyuwangi serta menyusun media informasi berupa poster. Tahapan pertama yakni mengisolasi tanah yang berada di sekitar akar menggunakan metode spread dan streak plate method. Setelah didapatkan isolat murni, tahap selanjutnya adalah identifikasi bakteri secara morfologi, fisiologis dan biokimia. Pada bagian terakhir setelah mendapatkan genus bakterinya, dilakukan uji potensi menggunakan uji protease.
Hasil pada penelitian kali ini ditemukan ada 6 isolat murni dan tergolong ke dalam 4 genus bakteri setelah melalui proses identifikasi. Genus tersebut adalah Bacillus, Micrococcus, Pseudomonas dan Staphylococcus. Genus Bacillus berasal dari isolat RA dan RM, berbentuk bacil, gram positif, non motil, aerob-anaerob. Genus Micrococcus berasal dari isolat RC dan RH, berbentuk coccus, gram positif, motil-nonmotil, anaerob. Genus Pseudomonas berasal dari isolat RB, berbentuk bacil, gram negatif, nonmotil. Genus Staphylococcus berasal dari isolat RD, berbentuk coccus, gram positif, motil.
Keenam isolat di lakukan uji protease untuk mengetahui potensinya dalam mengendalikan nematoda P.coffeae dengan mengeluarkan enzim ekstraselulernya. Uji protease menggunakan susu skim dicampur medium Pikovskaya Agar, dimana susu skim sebagai sumber protein. Hasilnya dari keenam isolat, 4 diketahui mampu menghasilkan enzim protease dan 2 sisanya tidak. Hal ini ditandai dengan terbentuknya zona bening pada medium. Isolat tersebut adalah RA (Bacillus), RB (Pseudomonas), RC dan RH (Micrococcus). Enzim protease pada bakteri akan memecah protein pada susu skim. Seperti diketahui bahwa salah satu penyusun kulit larva nematoda adalah protein. Menurut Asyiah et al., (2017) adanya enzim protease, bakteri dapat memecah protein penyusun kulit larva nematoda. Pengukuran aktivitas protease dilakukan oleh bakteri sehingga mampu mengurangi penetrasi nematoda hingga >85%.
Berdasarkan latar belakang, hasil penelitian dimuat dalam bentuk poster. Poster ini sebelum disebarluaskan maka perlu melalui proses penilaian. Penilaian dilakukan oleh 3 orang validator, diantaranya adalah validator materi, media dan pengguna. Rata-rata hasil uji validasi yang diperoleh adalah 85% yang berarti poster tersebut layak dengan beberapa saran dan digunakan sebagai sumber informasi.