Perbandingan Hasil Terapi Operatif dan Non Operatif pada Pasien Fraktur Radius Distal Usia di atas 50 Tahun di Jember
Abstract
Fraktur radius distal merupakan fraktur yang paling sering terjadi pada manusia. Presentase fraktur radius distal mencapai 17% dari semua kasus fraktur. Fraktur radius distal sering ditemukan pada orang tua karena tingginya angka jatuh dan kejadian osteoporosis pada orang tua.
Terapi untuk fraktur radius distal terdiri atas operatif dan non operatif. Terapi non operatif meliputi reduksi tertutup dan casting, sementara terapi operatif terdiri dari eksternal fiksasi, internal fiksasi dan reduksi terbuka, dan beberapa terapi lainya. Beberapa studi menunjukan pilihan utama terapi untuk orang tua masih menjadi masalah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan hasil terapi operatif dan non operatif pada pasien fraktur radius distal usia di atas 50 tahun di Jember.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang). Penelitian dilaksanakan di ruang rekam medis RS Bina Sehat Jember, ruang rekam medis RSUD dr. Soebandi Jember dan ruang rekam medis RSU Kaliwates serta pada rumah masing-masing pasien pada Januari 2018 – Mei 2018. Teknik sampling menggunakan total sampel dengan kriteria inklusi sampel: (1) Pasien yang sudah mendapat tindakan operatif atau non operatif yang terjadi minimal 6 bulan yang lalu (2) Pasien berusia minimal 50 tahun (3) Pasien tidak mengalami fraktur multiple pada ekstremitias atas sisi yang sama dengan letak fraktur radius distal dan leher (4) Pasien berdomisili di Kabupaten Jember dan kriteria eksklusi sampel: (1) Pasien sudah meninggal dunia (2) Pasien mengalami kelumpuhan yang bukan diakibatkan oleh terapi seperti kelumpuhan karena penyakit lain seperti stroke (3) Alamat pasien tidak ditemukan (4) Pasien tidak bersedia menandatangani informed consent. Analisis data menggunakan uji Independent T- Test dan Chi-Square. Data diolah menggunakan software uji statistik.
Pada penilitian ini didapatkan 49 pasien yang dipilih sebagai data sekunder. Setelah dilakukan kunjungan ke rumah pasien didapatkan 42 responden yang terdiri dari 22 responden dari kelompok operatif dan 20 responden dari kelompok non operatif. Setiap responden diukur rentang gerak sendinya menggunkan goniometer dan nyerinya menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Didapatkan 8 responden laki-laki dan 34 responden wanita dengan rentang umur 50 – 81 tahun.
Hasil uji statistik Independent T-Test pada fleksi dorsal, fleksi palmar, abduksi ulnar, dan abduksi radial menunjukan nilai p secara berurutan 0,637, 0,314, 0,898, dan 0,123. Hasil ini menunjukan bahwa nilai p > 0,05 sehingga tidak ada perbedaan yang bermakna pada rentang gerak sendi pada pasien fraktur radius distal usia diatas 50 tahun pasca tindakan operatif dengan non operatif. Hasil uji statistik Chi-Square pada tingkat nyeri menunjukan nilai p > 0,05 yaitu 1,000. Hasil ini juga menunjukan tidak adanya perbedaan nyeri yang dialami pasien fraktur radius distal usia diatas 50 tahun pasca terapi operatif atau non operatif.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]