PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE KCKT UNTUK DETERMINASI RESIDU KLORAMFENIKOL DALAM IKAN LELE DENGAN PEMBERIAN SECARA INTRAABDOMINAL CAVITY
Abstract
RINGKASAN
Pengembangan dan Validasi Metode KCKT untuk Determinasi Residu
Kloramfenikol dalam Ikan Lele dengan Pemberian secara Intraabdominal
Cavity; Synthia Yolanda Putri, 092210101015; 2013; 78 halaman; Fakultas Farmasi
Universitas Jember.
Kloramfenikol merupakan salah satu antibiotik yang sering digunakan oleh
peternak ikan lele untuk pengobatan ikan lele. Pemakaian antibiotik dalam jangka
panjang, tidak terkontrol dan tidak tepat dosis dapat menimbulkan dampak negatif.
Dampak ini bukan saja dikhawatirkan dengan munculnya strain-strain bakteri resisten
yang dapat membahayakan manusia, tetapi juga dapat mencemari lingkungan
perairan, bahkan berdampak pada kesehatan manusia dengan adanya residu kimia
dari antibiotik pada produk perikanan yang dikonsumsi, oleh karena itu dalam
penelitian ini akan dilakukan determinasi residu kloramfenikol dalam ikan lele
dengan pemberian secara intraabdominal cavity.
Tahapan penelitian yang dilakukan adalah optimasi kondisi analisis, validasi
metode analisis, serta penentuan kadar residu kloramfenikol dalam ikan lele.
Optimasi kondisi analisis meliputi optimasi pelarut, eluen, laju alir, panjang
gelombang dan konsenterasi uji. Tahapan validasi metode meliputi spesifisitas,
linieritas, batas deteksi dan batas kuantitasi, presisi dan akurasi. Tahap terakhir adalah
penentuan kadar residu kloramfenikol yang terdapat dalam ikan lele secara KCKT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum KCKT untuk
determinasi residu kloramfenikol dalam ikan lele dengan pemberian secara
intraabdominal cavity adalah menggunakan pelarut metanol p.a, eluen dengan
komposisi metanol p.a : aquabides (70:30 v/v), fase diam RPC-18 Chibar® 250-4,6
ix
HPLC column, laju alir 0,7 ml/menit, panjang gelombang 275 nm dan konsentrasi uji
10 ppm. Metode KCKT untuk determinasi residu kloramfenikol dalam ikan lele
memberikan hasil analisis yang spesifik secara visual dengan spektra standar dan
sampel yang identik, linier dengan koefisien korelasi = 0,998 dan Vx0 = 3,345;
sensitif dengan nilai batas deteksi = 0,788 ppm dan batas kuantitasi = 2,627 ppm,
presis dengan RSD repeatability adalah 4,759% ± 0,09 untuk dosis 160 mg dan
0,900% ± 0,03 untuk dosis 480 mg, sedangkan nilai RSD intermediet precision
adalah 2,009% ± 0,04 untuk dosis 160 mg dan 0,662% ± 0,02 untuk dosis 480 mg,
dan akurat dengan nilai % recovery ± SD adalah 99,658 % ± 0,832 untuk dosis 160
mg dan 99,360% ± 0,376 untuk dosis 480 mg. Pada metode KCKT yang telah
divalidasi dapat dilakukan suatu penetapan kadar residu kloramfenikol dalam ikan
lele dengan pemberian secara intraabdominal cavity selama 2 minggu masa terapi
sehingga diperoleh kadar rata-rata %b/b sebesar 1,953% ± 0,04 untuk dosis 160 mg
dan 2,926% ± 0,05 untuk dosis 480 mg.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa
metode KCKT yang dikembangkan dapat digunakan untuk determinasi residu
kloramfenikol dalam ikan lele dengan pemberian secara intraabdominal cavity.
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]