Hubungan Harga Diri Dengan Diabetes Distress Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Kerja Puskesmas Puger Kabupaten Jember
Abstract
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik dan kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah. Penyakit DM tipe 2 berkontribusi terhadap perubahan harga diri. Pasien DM tipe 2 mengalami perubahan penampilan fisik, hambatan dalam melakukan aktivitas fisik, kesulitan dalam pengobatan DM, dan harus melakukan penyesuaian hidup sebagai penyandang diabetes. Harga diri merupakan kunci kesuksesan bagi pasien DM tipe 2 untuk mengatasi distres yang berhubungan dengan penyesuaian terhadap penyakit yang dialami, pengobatan, dan perawatan diri.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan harga diri dengan diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Puger Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling dengan cara consecutive sampling. Sampel yang diperoleh sebanyak 84 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner Rosenberg Self Esteem Scale (RSES) untuk mengukur harga diri dan kuesioner Diabetes Distress Scale (DDS) untuk mengukur diabetes distress. Analisis data menggunakan uji statistik spearman rank dengan tingkat singnifikansi 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pasien DM tipe 2 memiliki nilai harga diri paling rendah yakni 18 dan paling tinggi yakni 33 serta memiliki nilai diabetes distress paling rendah 1,06 dan paling tinggi 3,47. Hasil uji statistik menggunakan spearman rank menunjukkan terdapat hubungan yang signifikaan antara harga diri dengan diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Puger Kabupaten Jember dengan nilai P value yaitu 0,000 dan nilai r yaitu -0,548. Hal tersebut menunjukkan bahwa korelasi bersifat negatif dengan nilai kekuatan sedang yang berarti semakin tinggi harga diri maka semakin rendah diabetes distress yang dialami pasien DM tipe 2.
Harga diri merupakan evaluasi positif dan negatif mengenai diri yang dapat mempengaruhi kepercayaan mengenai diri, emosi, dan perilaku. Harga diri menggambarkan reaksi individu terhadap kondisi dengan diabetes seperti distres penyakit, pengobatan, dan manajemen penyakit. Pasien DM tipe 2 mengalami perubahan fisik, hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, merasa gagal dalam manajemen diri penyakit, dan cenderung menyalahkan diri dikarenakan tidak dapat mengontrol penyakitnya, kesulitan dalam melakukan dan memenuhi pengobatan, serta dihadapkan pada tuntutan rutinitas sehari-hari sebagai penyandang diabetes sehingga dapat meningkatkan stres dan keparahan penyakit. Pasien DM tipe 2 yang memiliki harga diri rendah memicu peningkatan distres dikarenakan perasaan negatif yang dimiliki tentang penyakitnya. Pasien DM tipe 2 yang memiliki harga diri tinggi dapat mengurangi diabetes distress terkait dengan kehidupan sebagai penyandang DM dan berhasil dalam manajemen diri penyakit.
Kesimpulan dari penelitian ini ialah terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dengan diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Puger Kabupaten Jember. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat mengkaji harga diri dan meningkatkan harga diri dengan tujuan untuk mengurangi diabetes distress sehingga pengelolaan penyakit menjadi lebih optimal.
Collections
- UT-Faculty of Dentistry [2062]