• Login
    View Item 
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    •   Home
    • UNDERGRADUATE THESES (Koleksi Skripsi Sarjana)
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education
    • View Item
    JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

    Kidung Pangkur Dalam Upacara Dewa Yanja Umat Hindu Di Banyuwangi Selatan

    No Thumbnail [100%x80]
    View/Open
    Tri Pramono-130210402022.pdf-.pdf (822.2Kb)
    Date
    2018-07-30
    Author
    TAUFIQ, Akhmad
    HUSNIAH, Furoidatul
    Metadata
    Show full item record
    Abstract
    Sastra Nusantara menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat setempat. Biasanya, sastra tersebut menjadi identitas dan jati diri, bagi suatu daerah yang bagian dari kekayaan budaya lokal. Sastra lisan, yang merupakan bagian sastra Nusantara yang proses penyebaranya melalui mulut (oral), yang perkembangannya saat ini mengunakan teknik dokumentasi (tulisan). Kidung pangkur sebagai sastra lisan warisan leluhur, yang berkembang di masyarakat Jawa digunakan untuk sarana upacara agama, pagelaran kesenian maupun ritual kepercayaan sebagai bagian dari adat istiadat. Kidung pangkur merupakan tembang yang menerapkan metrum (aturan) dalam struktur kesastraannya, seperti guru gatra (jumlah bait), guru wilangan (jumlah suku kata), guru lagu (bunyi rima akhir vokal). Masyarakat Hindu di Banyuwangi Selatan menggunakan kidung pangkur sebagai sarana upacara Dewa Yajna, guna mengiringi prosesi muput yang dilakukan oleh Romo Mangku. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini meliputi 1) Bagaimanakah penuturan kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna umat Hindu di Banyuwangi selatan?, 2) Bagaimanakah struktur kesastraan kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna umat Hindu di Banyuwangi selatan?, Bagaimanakah nilai-nilai kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna umat Hindu di Banyuwangi selatan?, Bagaimanakah fungsi kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna umat Hindu di Banyuwangi selatan?. Berdasarkan rumusan masalah dan objek kajian, maka penelitian ini tergolong sebagai penelitian deskritif kualitatif, dengan pendekatan yang digunakan yaitu etnografi. Lokasi penelitian dilkukan di Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo, dengan sumber data penelitian oleh informan yang memiliki kriteria sebagai pelaku seni, budayawan daerah, dan pihak rohaniawan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi yang meliputi, pengamatan berperan serta, wawancara mendalam, transkripsi dan terjemahan, serta teknik dokumentasi. Teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data, penarikan simpulan/verifikasi data. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mempermudah dalam pengumpulan data penelitian, seperti informan sebagai sumber utama, hanphone, kamera digital, video, dan dokumentasi berupa buku-buku. Penelitian ini dilakukan dengan melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyelesaian. Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, menunjukan rumusan masalah 1) tentang penuturan kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna umat Hindu di Banyuwangi Selatan, mendapatkan hasil yaitu prosesi pelantunan kidung pangkur dalam upacara Dewa yajna yang dilaksanakan melalui beberapa prosesi; Pertama muput oleh Romo Mangku sekaligus diiringi pelantunan kidung pangkur. Kedua pemercikan tirta Panglukatan, bertujuan untuk menyucikan jiwa dan raga umat Hindu sebelum melaksanakan persembahyangan. Ketiga, melaksanakan Pancasembah, yaitu 5 (lima) sikap sembah yang ditunjukan kepada Tuhan dan segala manifestasinya. Keempat, pemercikan tirta Wangsungpada kepada semua umat, bertujuan untuk menerima anugerah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kelima, melaksanakan penutup Paramasanti, yaitu mengucap mantra “Om Shanti, Shanti, Shanti Om”. 2) struktur kesastraan kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna meliputi, guru gatra (jumlah bait), guru wilangan (jumlah suku kata), dan guru lagu (bunyi rima vokal akhir). 3) nilai-nilai pada kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna meliputi Nilai budaya, nilai agama dan nilai Profetik. 4) fungsi kidung pangkur dalam upacara Dewa Yajna terdiri atas, a) fungsi estetik dan fungsi sosial yang meliputi fungsi kidung pangkur sebagai sarana upacara Dewa Yajna, sebagai sarana pendidikan, dan sebagai sarana hiburan. Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini yaitu, semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi dalam dunia pendidikan sastra, serta diharapkan penelitian selanjutnya yang sejenis agar lebih mempertajam analisis guna memperoleh hasil penelitian yang lebih baik.
    URI
    http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86686
    Collections
    • UT-Faculty of Teacher Training and Education [15369]

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    Browse

    All of RepositoryCommunities & CollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

    My Account

    LoginRegister

    Context

    Edit this item

    UPA-TIK Copyright © 2024  Library University of Jember
    Contact Us | Send Feedback

    Indonesia DSpace Group :

    University of Jember Repository
    IPB University Scientific Repository
    UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
     

     

    NoThumbnail