Peranan Sultan Hamengku Buwono IX dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia Tahun 1945-1950
Abstract
Latar belakang penelitian ini yaitu setelah bangsa Indonesia merdeka
hingga terjadinya perubahan bentuk negara Indonesia yang semula sejak KMB
(Konferensi Meja Bundar) adalah negara federal kembali menjadi bentuk negara
kesatuan (1945-1950). Kondisi Indonesia yang masih kacau baik bidang sosial,
politik dan ekonomi mendorong Sultan Hamengku Buwono IX untuk
mengaplikasikan tindakan penyelamatan Republik Indonesia. Sikap demokrasi
dan optimis Sultan Hamengku Buwono IX yang dipelajarinya sejak kecil menjadi
landasan untuk memutuskan berbagai tindakan. Proses pengamanan masa awal
kemerdekaan hingga akhir Agresi II, penataan negara dimasa peralihan untuk
mempersiapkan KMB, penandatangan penyerahan kedaulatan KMB di Jakarta,
dan menjaga pertahanan negara pasca KMB dilakukan oleh Sultan Hamengku
Buwono IX. Hal ini mengakibatkan proses integrasi antara negara-negara bagian
RIS bersama RI.
Penelitian ini mengkaji beberapa masalah ; (1) bagaimana latar belakang
Hamengku Buwono IX mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia; (2)
bagaimana tindakan Hamengku Buwono IX dalam mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia tahun 1945-1950. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti
adalah: (1) mengkaji secara mendalam latar belakang Hamengku Buwono IX
mempertahankan kemerdekan Republik Indonesia; (2) mengkaji secara mendalam
tindakan atau strategi Hamengku Buwono IX dalam mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945-1950. Adapun manfaat yang ingin
dicapai peneliti adalah (1) bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk
mendalami materi sejarah pada masa 1945-1950 dan tokoh Sultan Hamengku
Buwono IX; (2) bagi calon guru sejarah, penelitian ini dapat digunakan sebagai
tambahan materi mengenai sejarah Indonesia masa 1945-1950 dan peranan tokoh Sultan Hamengku Buwono IX; (3) bagi pemuda, penelitian ini diharapkan dapat
membangkitkan semangat untuk mencintai Republik Indonesia, menjaga
persatuan, dan menghargai pengorbanan para pahlawan; (4) bagi almamater,
penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan, referensi dan
pengembangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat sebagai salah satu wujud dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi dan menambah khasanah kepustakaan Universitas
Jember. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
sejarah yang langkah-langkahnya adalah Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan
Historiografi. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori Konflik milik
Lewis Coser, sementara pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologi
politik.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) Sultan
Hamengku Buwono IX berhasil membantu Republik Indonesia untuk memindah
ibukota ke Yogyakarta untuk menghindari konflik dengan Belanda di Jakarta. (2)
Selain memindahkan ibu kota, Sultan memberikan berbagai fasilitas dan hartanya
untuk berkorban mempertahankan Republik Indonesia. (3) Ketika Belanda
menduduki Yogyakarta pada Agresi Militer II, Sultan Hamengku Buwono IX
lewat serangan umum yang dirancangnya berhasil membuktikan bahwa Republik
Indonesia masih ada dan harus dilanjutkan dalam meja perundingan. (4) Sultan
mempersiapkan masa peralihan menuju KMB dan menjadi penerima mandat
penandatangan penyerahan kedaulatan KMB di Jakarta.
Bentuk federal yang tercipta dari KMB menciptakan suatu konflik di
berbagai daerah Indonesia. Terdapat kelompok yang mendukung bentuk negara
kesatuan dan kelompok federal yang lebih menginginkan Republik Indonesia
Serikat harus tetap berdiri. Konflik yang terus berlanjut akhirnya menimbulkan
pemberontakan dari Westerling di negara bagian Pasundan. Pemberontakan
Weterling berhasil diketahui dan dicegah oleh Sultan Hamengku Buwono IX.
Tokoh federalis yang juga bekerjasama dengan Westerling, yaitu Sultan Hamid II
berhasil ditangkap. Sehingga membuat gerakan penyatuan di berbagai daerah
negara bagian semakin kuat dan terwujud pada 17 Agustus 1950.