Show simple item record

dc.contributor.advisorKUSUMAH, Maulana Surya
dc.contributor.authorDEWI, Arista Kumala
dc.date.accessioned2018-07-27T06:32:03Z
dc.date.available2018-07-27T06:32:03Z
dc.date.issued2018-07-27
dc.identifier.nimNIM140910302045
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86572
dc.description.abstractPerempuan pesisir merupakan salah satu potensi sosial yang dapat mendukung pembangunan khususnya pada wilayah yang basis ekonominya bergantung pada sektor kelautan. Muncar sebagai kawasan pesisir yang mayoritas laki-lakinya bekerja sebagai nelayan dimana pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang cenderung fluktuatif, kembali harus memasukkan keterlibatan perempuan untuk turut menjadi penyangga pilar ekonomi keluarga yang artinya perempuan harus dipanggil keluar untuk berperan dalam sektor publik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan upaya serta strategi perempuan dalam mendapatkan atau memperluas akses ekonomi di ruang publik yang pembahasannya ditekankan pada kontestasi perempuan baik yang terjadi antarstruktur dominan yang dalam hal ini adalah laki-laki dimana dalam masyarakat selalu dipandang sebagai subjek superior, maupun kontestasi yang terjadi antarsesama subjek perempuan (perempuan pesisir mapun perempuan non pesisir) untuk tetap dapat mendapatkan, mempertahankan, bahkan memperluas akses ekonomi mereka di ruang publik. Penelitian ini berfokus pada teori akses yang mana secara konseptual dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan tanpa harus memiliki objek secara material. Melalui fokusnya dalam akses terhadap sumber daya, Ribot dan Peluso (2003) mengeksplor lebih luas tentang power. Power atau kekuasaan di sini melekat dalam upaya-upaya melalui mekanisme mendapatkan akses, proses dan relasi sosial yang mana dalam hal ini, kekuasaan akan dilandasi oleh materi, budaya, dan politik ekonomi yang terbangun dalam bundle dan jaringan kekuasaan yang membentuk sumber akses. Ribot dan Peluso (2003) juga melihat adanya jaringan akses yang mana konsep akses di sini ditempatkan pada analisa siapa yang sebenarnya mendapatkan keuntungan, melalui cara dan proses seperti apa, dan dalam waktu kapan untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya, sehingga kemudian hal ini akan membawa konsekuensi pada dua posisi yaitu mereka yang berupaya mengontrol dan mengatur akses serta mereka yang berupaya mempertahankan akses. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskripstif kualitatif yang dalam hal ini digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan upaya serta strategi perempuan dalam mendapatkan atau memperluas akses ekonomi di ruang publik. Informan dalam penelitian ini ditentukan secara purposive, yaitu subjek dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti, diantaranya adalah pengamba’, blantik, pengepul, saudagar, nelayan, dan perempuan yang mampu menjadi figur di wilayah pesisir. Sementara itu untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi yang kemudian dilakukan analisis serta uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadirnya perempuan ke dalam ruang publik merupakan suatu upaya mereka untuk mendapatkan akses sumberdaya guna menjaga ekonomi keluarga. Dalam hal ini pasar di kawasan pesisir yang menjadi arena bagi perempuan untuk menjalankan peran ekonominya di sektor publik secara bersamaan menghadirkan bentuk-bentuk persaingan terbuka yang pada akhirnya membuat perempuan harus berkontestasi untuk mendapatkan akses. Meskipun kata kunci utamanya adalah untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, pada tingkatan lebih lanjut kita dapat melihat bahwa kontestasi perempuan dalam mendapatkan akses di ruang publik menunjukkan sebuah bentuk keberhasilan perempuan dalam mendobrak ortodoksi patriarki yang mana selama ini perempuan selalu diimagekan sebagai subjek yang tidak dapat mandiri dalam ekonomi dan hanya dilibatkan dalam urusan domestik. Keberhasilan paling nyata yang dapat dilihat dalam realitas Muncar hari ini adalah kemampuan perempuan dalam memotong tali ketergantungan nelayan (suami) kepada subjek-subjek pengatur harga ikan yang cenderung merugikan nelayan di wilayah pesisir seperti misalnya tengkulak dan saudagar. Subjek ini hadir sebagai pengatur gerak ekonomi nelayan karena ketidakberdayaan nelayan yang kebanyakan memiliki hutang. Pada elemen tersebut, subjektivitas perempuan hadir untuk memotong tali ketergantungan tadi dengan mengambil alih posisi saudagar sebagai pedagang ikan. Kontestasi perempuan pesisir dalam akses ekonomi tidak hanya menyoal tentang pertarungan antara perempuan dan laki-laki, melainkan juga terjadi antarsesama subjek perempuan. Hal ini kemudian menjadi menarik ketika perempuan mampu membangun struktur ekonomi baru di wilayah darat yang mampu menguasai subjek dominan yaitu laki-laki dengan menguasi sebagian ekonomi pasar. Keberhasilan para perempuan ini yang kemudian juga mampu menjadikan perempuan membangun identitas mereka sebagai subjek yang tidak lagi dapat dianggap sebagai pihak yang lemah. Hal ini terlihat melalui kemunculan beberapa figure perempuan pesisir yang cukup berpengaruh dalam ruang-ruang sosial pesisir Muncar.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries140910302045;
dc.subjectPerempuanen_US
dc.subjectPesisir Muncar Banyuwangien_US
dc.subjectAkses Ekonomi Di Ruang Publiken_US
dc.titleKontestasi Perempuan Pesisir Muncar Banyuwangi Dalam Akses Ekonomi Di Ruang Publiken_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record