dc.description.abstract | Perempuan pesisir merupakan salah satu potensi sosial yang dapat
mendukung pembangunan khususnya pada wilayah yang basis ekonominya
bergantung pada sektor kelautan. Muncar sebagai kawasan pesisir yang mayoritas
laki-lakinya bekerja sebagai nelayan dimana pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang
cenderung fluktuatif, kembali harus memasukkan keterlibatan perempuan untuk turut
menjadi penyangga pilar ekonomi keluarga yang artinya perempuan harus dipanggil
keluar untuk berperan dalam sektor publik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan upaya serta strategi perempuan
dalam mendapatkan atau memperluas akses ekonomi di ruang publik yang
pembahasannya ditekankan pada kontestasi perempuan baik yang terjadi antarstruktur
dominan yang dalam hal ini adalah laki-laki dimana dalam masyarakat selalu
dipandang sebagai subjek superior, maupun kontestasi yang terjadi antarsesama
subjek perempuan (perempuan pesisir mapun perempuan non pesisir) untuk tetap
dapat mendapatkan, mempertahankan, bahkan memperluas akses ekonomi mereka di
ruang publik.
Penelitian ini berfokus pada teori akses yang mana secara konseptual
dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk mendapatkan keuntungan tanpa harus
memiliki objek secara material. Melalui fokusnya dalam akses terhadap sumber daya,
Ribot dan Peluso (2003) mengeksplor lebih luas tentang power. Power atau
kekuasaan di sini melekat dalam upaya-upaya melalui mekanisme mendapatkan
akses, proses dan relasi sosial yang mana dalam hal ini, kekuasaan akan dilandasi
oleh materi, budaya, dan politik ekonomi yang terbangun dalam bundle dan jaringan kekuasaan yang membentuk sumber akses. Ribot dan Peluso (2003) juga melihat
adanya jaringan akses yang mana konsep akses di sini ditempatkan pada analisa siapa
yang sebenarnya mendapatkan keuntungan, melalui cara dan proses seperti apa, dan
dalam waktu kapan untuk mendapatkan keuntungan dari sumber daya, sehingga
kemudian hal ini akan membawa konsekuensi pada dua posisi yaitu mereka yang
berupaya mengontrol dan mengatur akses serta mereka yang berupaya
mempertahankan akses.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskripstif kualitatif
yang dalam hal ini digunakan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mendeskripsikan upaya serta strategi perempuan dalam mendapatkan atau
memperluas akses ekonomi di ruang publik. Informan dalam penelitian ini ditentukan
secara purposive, yaitu subjek dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan oleh
peneliti, diantaranya adalah pengamba’, blantik, pengepul, saudagar, nelayan, dan
perempuan yang mampu menjadi figur di wilayah pesisir. Sementara itu untuk
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi
yang kemudian dilakukan analisis serta uji keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hadirnya perempuan ke dalam ruang
publik merupakan suatu upaya mereka untuk mendapatkan akses sumberdaya guna
menjaga ekonomi keluarga. Dalam hal ini pasar di kawasan pesisir yang menjadi
arena bagi perempuan untuk menjalankan peran ekonominya di sektor publik secara
bersamaan menghadirkan bentuk-bentuk persaingan terbuka yang pada akhirnya
membuat perempuan harus berkontestasi untuk mendapatkan akses. Meskipun kata
kunci utamanya adalah untuk pemenuhan kebutuhan ekonomi, pada tingkatan lebih
lanjut kita dapat melihat bahwa kontestasi perempuan dalam mendapatkan akses di
ruang publik menunjukkan sebuah bentuk keberhasilan perempuan dalam mendobrak
ortodoksi patriarki yang mana selama ini perempuan selalu diimagekan sebagai
subjek yang tidak dapat mandiri dalam ekonomi dan hanya dilibatkan dalam urusan
domestik. Keberhasilan paling nyata yang dapat dilihat dalam realitas Muncar hari ini adalah kemampuan perempuan dalam memotong tali ketergantungan nelayan (suami)
kepada subjek-subjek pengatur harga ikan yang cenderung merugikan nelayan di
wilayah pesisir seperti misalnya tengkulak dan saudagar. Subjek ini hadir sebagai
pengatur gerak ekonomi nelayan karena ketidakberdayaan nelayan yang kebanyakan
memiliki hutang. Pada elemen tersebut, subjektivitas perempuan hadir untuk
memotong tali ketergantungan tadi dengan mengambil alih posisi saudagar sebagai
pedagang ikan.
Kontestasi perempuan pesisir dalam akses ekonomi tidak hanya menyoal
tentang pertarungan antara perempuan dan laki-laki, melainkan juga terjadi
antarsesama subjek perempuan. Hal ini kemudian menjadi menarik ketika perempuan
mampu membangun struktur ekonomi baru di wilayah darat yang mampu menguasai
subjek dominan yaitu laki-laki dengan menguasi sebagian ekonomi pasar.
Keberhasilan para perempuan ini yang kemudian juga mampu menjadikan perempuan
membangun identitas mereka sebagai subjek yang tidak lagi dapat dianggap sebagai
pihak yang lemah. Hal ini terlihat melalui kemunculan beberapa figure perempuan
pesisir yang cukup berpengaruh dalam ruang-ruang sosial pesisir Muncar. | en_US |