Pengembangan Sensor Kebocoran Berbasis Indikator M-Cresol Purple Pada Kemasan Kerupuk Udang
Abstract
Kemasan merupakan salah satu aspek terpenting dalam makanan.
Kemasan dikatakan baik jika dapat menjalankan fungsi perlindungan serta dapat
menjaga kualitas makanan didalamnya. Kebocoran kemasan merupakan salah satu
hal yang mengakibatkan fungsi perlindungan tidak berjalan baik. Udara yang
masuk kedalam kemasan yang bocor akan mempengaruhi kualitas produk
didalamnya. Adanya udara akan mempercepat proses pembusukan oleh mikroba,
serta dapat memperpendek masa simpan. Kualitas produk yang akan cepat
berkurang akibat adanya udara adalah kualitas kerupuk udang. Kerupuk udang
merupakan salah satu makanan ringan yang kualitas nya dalam segi kerenyahan
akan berkurang apabila terpapar udara.
Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan sensor kebocoran berbasis indikator kolorimetri yaitu, m-cresol
purple. Indikator ini bekerja dengan prinsip asam-basa dengan perubahan warna
dari kuning menuju ungu dalam rentang pH 2,8-7,4 pada kondisi asam dan 7,5-9,0
dalam kondisi basa. Dalam penelitian ini dilakukan optimasi meliputi optimasi
konsentrasi reagen dengan konsentrasi terpilih sebesar 1000 ppm. Lalu
perbandingan volume dapar pH 4 dan reagen terpilih yaitu 1:2. Jenis matriks
terpilih yang digunakan sebagai fase pendukung adalah matriks agar. Konsentrasi
agar terpilih yang digunakan sebesar 250 mg, serta perbandingan volume agar dan
reagen terpilih sebesar 1:1. Penelitian ini dilakukan pada kerupuk udang siap
santap yang dikemas dalam kemasan dengan tiga tingkat kebocoran yang berbeda
yaitu 2 mm, 5 mm dan 1 cm. Pengamatan perubahan warna sensor diamati
menggunakan program ImageJ dengan menggunakan nilai Δmean Red untuk
mengetahui waktu respon yang dibutuhkan dalam tiga tingkat kebocoran yang
berbeda. Pada tingkat kebocoran 2 mm waktu menunjukkan mulai steady state
pada jam ke-11 dengan nilai Δmean Red 56,50. Pada tingkat kebocoran 5 mm,
waktu menunjukkan mulai steady state pada jam ke- 10 dengan nilai Δmean Red
47,19. Pada tingkat kebocoran 1 cm waktu menunjukkan mulai stady state pada
jam ke-8 dengan nilai Δmean Red 46,67. Penentuan waktu pakai sensor dilakukan
dengan pengamatan sensor dalam keadaan yang belum diaktivasi tanpa diletakkan
didalam kemasan serta dilakukan juga pengamatan pada sensor yang telah
diaktivasi yang berada didalam kemasan yang belum dilubangi. Pengamatan
dilakukan hingga sensor menunjukkan perubahan karakteristik. Perubahan
karakteristik terjadi setelah hari ke-7 dengan prosentase penurunan nilai mean Red
<15% sehingga sensor dapat dikatakan stabil hingga 1 minggu.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat
kebocoran terhadap waktu respon,perubahan intensitas warna dan kualitas dari
kerupuk udang berbanding lurus. Artinya, semakin besar tingkat kebocoran maka semakin cepat waktu respon yang dibutuhkan, serta ditandai dengan nilai Δmean
Red semakin besar yang menunjukkan bahwa kualitas kerupuk sudah tidak
renyah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka sensor kebocoran m-cresol
purple dapat digunakan sebagai sensor kebocoran kemasan karena mampu
menunjukkan perubahan warna untuk menggambarkan kondisi makanan didalam
kemasan
Collections
- UT-Faculty of Pharmacy [1469]