Show simple item record

dc.contributor.advisorSULISTYANINGSIH, rer.biol.hum.dr. Erma
dc.contributor.advisorKOMARIAH, Cicih
dc.contributor.authorKUSUMAWARDANI, Nur Aqmarina
dc.date.accessioned2018-07-27T02:22:56Z
dc.date.available2018-07-27T02:22:56Z
dc.date.issued2018-07-27
dc.identifier.nimNIM142010101094
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86545
dc.description.abstractInfeksi cacing yang ditularkan melalui tanah (STH) merupakan salah satu penyakit tropis yang terabaikan. Prevalensi kejadian cacingan di Indonesia masih cukup tinggi. Pada tahun 2012 prevalensi kejadian cacingan di beberapa kabupaten dan kota masih lebih dari 20%. Infeksi STH sering terjadi di negara tropis seperti Indonesia karena memiliki iklim udara yang lembab dan hangat. Jenis STH yang banyak terdapat di Indonesia adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides), cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), dan cacing cambuk (Trichuris trichiura). Penyakit cacingan dapat terjadi pada semua golongan umur tanpa terkecuali, namun kejadian infeksi pada anak sekolah tertinggi dibandingkan golongan umur lainnya. Sanitasi lingkungan yang buruk diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah. Sanitasi lingkungan terdiri dari sumber air bersih, sarana pembuangan tinja, saluran pembuangan air limbah (SPAL), sarana pembuangan sampah, dan jenis lantai rumah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian infeksi cacing STH pada anak sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian analisis observasional dengan desain cross-sectional. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukorambi yang merupakan kecamatan dengan kejadian cacingan 21,5% di Kabupaten Jember. Subyek penelitian adalah siswa di SDN Jubung 03 dan SDN Sukorambi 02 Kabupaten Jember. Pemilihan subyek penelitian menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan 80 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Pemeriksaan kejadian cacingan pada siswa dilakukan dengan melakukan pemeriksaaan feses dengan menggunakan metode Kato-Katz. Sedangkan untuk melihat sanitasi lingkungan responden dengan cara wawancara dan observasi rumah berdasarkan kuisioner yang diadaptasi dari “Kuisioner Kajian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Jenis analisis yang digunakan yaitu analisis univariat menggunakan statistik deskriptif dan analisis bivariat menggunakan analisis spearman. Hasil pemeriksaan Kato-Katz ditemukan telur Ascaris lumbricoides pada sembilan siswa (11,3%). Keadaan sanitasi lingkungan rumah reponden sebanyak 83,8% masih belum memenuhi syarat kesehatan. Hasil analisis spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian infeksi STH dengan: sanitasi lingkungan (p = 0.165); jenis kelamin (p = 0,669); usia (p = 0,92); sumber air bersih (p = 0,084); SPAL (p =0,146); sarana pembuangan sampah (p = 0,728); jenis lantai ruamah (p = 0,065). Hasil analisis spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian infeksi STH dengan sarana pembuangan tinja dengan nilai p = 0,02. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kejadian infeksi STH memiliki hubungan yang paling bermakna dengan sarana pembuangan tinja. Sementara tidak terdapat hubungan infeksi STH dengan jenis kelamin, usia, sumber air bersih, SPAL, sarana pembuangan sampah, jenis lantai rumah, dan kondisi sanitasi lingkungan rumah secara umum.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.relation.ispartofseries142010101094;
dc.subjectSanitasi Lingkunganen_US
dc.subjectInfeksi Soil Transmitted Helminths (Sth)en_US
dc.subjectAnak Sekolah Dasaren_US
dc.titleHubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Infeksi Soil Transmitted Helminths (Sth) Pada Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten Jemberen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record