Hubungan antara Kebisingan di Tempat Kerja dengan Kualitas Tidur pada Pekerja Pabrik Pengolahan Kayu PT. Muroco Jember
Abstract
Kebisingan merupakan masalah yang sampai sekarang belum bisa ditanggulangi secara baik karena merupakan salah satu faktor yang tidak luput dari lingkungan kerja, sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan para pekerja. Adanya alat-alat produksi dan mesin-mesin pada pabrik sebagai penerapan kemajuan teknologi menghasilkan intensitas suara yang dapat menyebabkan kebisingan dan mengganggu kesehatan. Kebisingan juga dapat menyebabkan berbagai gangguan lain seperti gangguan fisiologis, psikologis, dan komunikasi. Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah tidur, dan cepat marah. 13% dari kecelakaan kerja dapat dikaitkan dengan gangguan tidur. Pekerja yang mengalami gangguan tidur memiliki risiko 1,62 kali lebih tinggi untuk mengalami kecelakaan kerja dibandingkan dengan pekerja yang tidak mengalami gangguan tidur.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional (potong lintang). Penelitian dilaksanakan di pabrik pengolahan kayu PT. Muroco, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember pada bulan Desember 2017. Sampel penelitian ditentukan menggunakan teknik total sampling dengan kriteria inklusi sampel: (1) bekerja pada shift pagi, (2) diizinkan oleh pihak perusahaan untuk menjadi subyek penelitian, (3) bersedia menjadi subyek penelitian, (4) berusia 18 – 40 tahun, (5) berjenis kelamin laki-laki; dan kriteria eksklusi sampel: (1) memiliki penyakit pernapasan, (2) memiliki penyakit jantung, (3) memiliki penyakit diabetes insipidus, (4) memiliki penyakit diabetes mellitus, dan (5) mengkonsumsi alkohol atau minuman keras lainnya. Peneliti menggunakan data primer yaitu pengukuran kebisingan di tempat kerja menggunakan alat sound level meter dan pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) oleh pekerja. Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data menggunakan uji normalitas data Shapiro-Wilk dan uji korelasi Spearman dengan nilai p < 0,05. Software yang digunakan dalam pengolahan data adalah IBM SPSS Statistics.
Pada penelitian ini, didapatkan sampel sebanyak 34 orang. Setelah dilakukan analisis distribusi sampel, didapatkan 61,8% sampel terpapar kebisingan di atas Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu 85 dBA. Selain itu, didapatkan pula 52,9% sampel memiliki kualitas tidur yang buruk berdasarkan interpretasi PSQI. Setelah dilakukan analisis korelasi data, didapatkan nilai p= 0,899. Berdasarkan nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebisingan di tempat kerja dengan kualitas tidur pada pekerja pabrik pengolahan kayu PT. Muroco Jember.
Collections
- UT-Faculty of Medical [1487]