Show simple item record

dc.contributor.advisorSuharto
dc.contributor.advisorYudianto, Erfan
dc.contributor.authorFitriasih, Elok
dc.date.accessioned2018-07-26T03:34:31Z
dc.date.available2018-07-26T03:34:31Z
dc.date.issued2018-07-26
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/86492
dc.description.abstractSekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan sekolah menengah di Indonesia. Tujuan utama lulusan SMK adalah mencetak lulusan yang memiliki keterampilan khusus sebagai bekal untuk siap terjun ke dunia kerja. Proses pembelajaran matematika di SMK lebih terfokus pada penerapan matematika itu sendiri pada program keahlian agar siswa dapat memaknai arti pentingnya matematika dalam dunia nyata. Menurut Permendiknas, beberapa kemampuan mata pelajaran matematika untuk siswa SMK yaitu kemampuan pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran serta komunikasi matematis. Dalam memecahkan suatu masalah matematika, siswa mengalami proses berpikir sehingga siswa dapat sampai pada jawaban dari permasalahan. Berpikir meliputi tiga komponen pokok yaitu: (1) berpikir merupakan aktivitas kognitif, (2) berpikir merupakan proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan di dalam sistem kognitif, dan (3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perbuatan pemecahan masalah. Permasalahan yang digunakan pada penelitian ini adalah soal cerita. Soal cerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertanyaan atau soal yang harus dijawab atau direspon oleh siswa dalam bentuk soal matematika pada materi program linear berdasarkan taksonomi Structure of Observed Learning Outcome (SOLO). Taksonomi SOLO didesain sebagai alat evaluasi yang mengukur kualitas jawaban peserta didik terhadap suatu tugas berdasarkan pemahaman mereka atas masalah yang diberikan, dengan mengklasifikasikan karakteristik berpikir peserta didik menjadi 5 tingkatan yaitu (1) prastruktural, (2) unistruktural, (3) multistruktural, (4) relasional, dan (5) abstrak diperluas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah tes soal program linear berdasarkan taksonomi SOLO, pedoman wawancara, dan lembar validasi. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan metode wawancara. Hasil validasi dari instrumen tes 2,8 yang termasuk kriteria valid dengan beberapa saran revisi. Penelitian dilakukan di SMKN 2 Jember mulai tanggal 1 Februari 2018 sampai dengan tanggal 23 Maret 2018. Tes soal program linear berdasarkan taksonomi SOLO diberikan kepada 34 siswa kelas X Teknik Kendaraan Ringan 1 SMK Negeri 2 Jember yang dianalisis berdasarkan level atau tingkatan pada taksonomi SOLO yaitu prastuktural, unistruktural, multistruktural relasional dan abstrak diperluas. Selanjutnya diambil 5 siswa dari masing-masing level sebagai subjek penelitian, untuk selanjutnya dilakukan wawancara. Setelah dianalisis terhadap hasil tes dan wawancara, kemudian didapatkan kesimpulan bahwa profil berpikir siswa pada tingkatan prastruktural (S1) yaitu siswa menolak memberikan jawaban dikarenakan tidak paham bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Profil berpikir siswa pada tingkatan unistruktural (S2) yaitu siswa berpikir undirektional yaitu merupakan pola pikir yang hanya mefokuskan pada satu aspek atau satu strategi. Siswa awalnya merinci apa saja informasi yang ada pada soal dan kemudian menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan satu informasi yang terdapat pada soal tersebut. Siswa pada tingkaat ini tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang penyelesaiannya tidak langsung terdapat pada soal. Profil berpikir siswa tingkatan multistruktural (S3) yaitu siswa melakukan penalaran algoritmik yaitu siswa memulai menyelesaikan permasalahan dengan memahami beberapa informasi secara terpisah yang terdapat pada soal kemudian menggunakan informasi-informasi tersebut dengan menggunakan operasi hitung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan tepat. Siswa pada tingkatan ini tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang membutuhkan informasi tambahan karena tidak dapat menghubungkan informasi yang diketahui dengan informasi tambahan tersebut. Profil berpikir siswa pada tingkatan relasional (S4) yaitu siswa berpikir dimulai dengan memahami permasalahan dan informasi-informasi yang diketahui dari soal kemudian menggunakannya untuk menyelesaikan permasalahan namun untuk menyelesaikan permasalahan siswa menggunakan informasi tambahan yang didapatkan dari informasi-informasi yang ketahui maupun informasi dari pembelajaran sebelumnya sehingga memperoleh penyelesaian akhir dengan tepat. Siswa pada tingkatan ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan pada tingkat abstrak diperluas karena tidak cukup paham dengan cara penyelesaiannya. Profil berpikir siswa tingkatan abstrak diperluas (S5) yaitu siswa menggunakan beberapa informasi yang ada pada soal kemudian juga menggunakan informasi tambahan yang didapat dari informasi sebelumnya ataupun pembelajaran sebelumnya kemudian mengaitkannya untuk memperoleh penyelesaian dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang diberikan.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectProfil Berpikir Siswaen_US
dc.subjectSoal Program Linearen_US
dc.subjectDitinjau dari Taksonomien_US
dc.titleProfil Berpikir Siswa Smk Dalam Menyelesaikan Soal Program Linear Ditinjau Dari Taksonomi Soloen_US
dc.typeUndergraduat Thesisen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record